"Jadi kamu mau menikah denganku?" hati Malikha berteriak mengatakan tidak tapi setelah mendengar jika Aidan ternyata tak keberatan, ia pun mengangguk. Sambil tersenyum lebar, Bruce mengambil tangan kiri Malikha dan memasangkan cincin itu di jari manisnya.
"Aku janji aku akan jadi suami terhebat untukmu," ujar Bruce antusias dan tersenyum lebar. Lamarannya diterima namun Malikha hanya tersenyum tipis dan mengangguk seadanya.
Pulang dari makan malam, Malikha diantar sampai ke atas beranda rumahnya. Tak lupa calon suami itu kemudian memagutkan bibirnya mesra pada calon istrinya Malikha di bawah lampu teras yang menyala. Aidan yang bisa melihat dari balik tirai kamarnya hanya bisa menyandarkan sisi kepalanya dan menelan ludahnya sendiri.
Momen itu harus dilihat Aidan selama beberapa menit dan itu cukup menyiksa. Namun tak ada yang bisa dilakukan Aidan. Kata-kata Joona kembali terus terngiang di benak Aidan. Sambil melepaskan napas berat, kalimat itu ia ingat lagi.