Pagi yang cerah menyinari hari baru untuk musim dingin yang masih menyelimuti New York setidaknya untuk satu bulan ke depan. Di ranjangnya, Aidan masih tertidur dengan pakaian yang sama dengan yang semalam ia kenakan. Bedanya, ia sekarang memakai selimut hangat dan kepala pusing.
Perlahan Aidan mulai menggeliat bangun. Ia mencoba membuka mata pasca mabuk dan itu adalah yang tersulit. Cahaya dari luar ruangan bisa sangat menyakiti mata dan itu membuat Aidan semakin pusing.
"Oh, Tuhan. Kepalaku!" keluh Aidan meremas rambut dan kepalanya. Dari tidur menyamping, Aidan melentangkan tubuhnya berusaha menatap langit-langit kamar berwarna light caramel yang menenangkan. Setelah sedikit kesadaran mulai didapatkannya, matanya berputar di sekeliling ruangan. Ia meraba di sebelah dan tak ada siapa pun. Aidan menyipitkan mata imutnya dan menoleh. Seharusnya Malikha berada bersamanya, mengapa ia tak ada?