DUA HARI KEMUDIAN
"AAAAHHH ... jangan, lapaskan aku!" ucap Aidan terus meronta meminta agar ia dilepaskan di dalam mimpinya. Aidan berkeringat dan terus mengalir dengan deras. Ia benar-benar seperti tengah tersiksa dalam tidur yang seolah hanya ada gelap.
Tiba-tiba kemudian, ia tersentak dan duduk di ranjang dengan napas tersengal seolah sudah berlari berkilo meter tanpa henti. Napas berat, peluh mengalir dan mimpi buruk adalah makanan Aidan dalam tidur-tidur malamnya jika ia sendiri. Ia meringis dengan kesal dan meremas selimut yang menutupi tubuhnya.
Itu sebabnya mengapa ia lebih suka mencari teman tidur agar tak ada lagi mimpi buruk dari bayangan masa lalunya yang traumatis.