Gaun pengantin itu tak memiliki design yang mewah. Hanya gaun sederhana bahkan tanpa merek yang mahal dan terkenal. Celia Orlando membeli sendiri gaun pengantinnya untuk dipakai pada pernikahannya esok hari di catatan sipil. Bahkan bukan di gereja, Celia memang tak berharap jika pernikahannya kali ini akan seperti pernikahan impiannya, yaitu pesta kebun yang hangat dengan berkumpulnya seluruh keluarga.
Tapi tidak, pernikahannya hanya akan dihadiri oleh putranya tunggalnya, Aidan dan Ayahnya, Demian. Usai melihat gaun pengantin itu, Celia duduk di pinggir ranjang berpikir lagi jika keputusan yang dibuatnya adalah baik atau tidak. Sambil melipat kedua tangannya di atas pangkuannya, pikirannya menerawang dan mencoba mencari jawaban dari pertanyaan yang muncul di benaknya.