Bryan memapah Nisa ke sebuah apartemen yang tersembunyi di bangunan itu. apartemen itu disamarkan sebagai dinding dan takkan terlihat dari luar.
"Aaahkkh!" Nisa meringis kesakitan karena betisnya yang ditendang anggota Yakuza tadi mulai sakit.
"Sakit dimana, Snowflakes? Ada yang luka?" tanya Bryan langsung panik. Bryan mendudukkan Nisa di sebuah kursi sofa dan berjongkok di lututnya. Tangan Bryan lantas menyentuh betis Nisa dan ia makin mengaduh kesakitan.
"Betisnya!" sahut Nisa setengah memekik.
"Kenapa betis kamu?" tanya Bryan mencoba menunduk dan melihat lagi keadaan kaki Nisa.
"Gak kan, cuma ditendang sama anggota Yakuza itu tadi!" mata Bryan langsung membesar dan wajahnya berubah marah.
"Kurang ajar. Sama wanita hamil pun masih dipukulin!" umpat Bryan begitu kesal dan marah. Bryan masih terus memeriksakan Nisa sementara di sofa dekat Nisa James meletakkan Delilah lalu memeriksakan pipinya yang berdarah.