Bryan masih terus mendengarkan Nisa dengan baik. Ia tak menyela saat Nisa bercerita tentang dirinya. Bryan bahkan menopang sisi keningnya pada sandaran sofa sambil memandang Nisa.
"Buat Nisa bukan uang membuat Nisa berhatan, tapi karena Nisa masih mencintai Kakak," sambung Nisa masih menatap Bryan dengan mata penuh harap dan berkaca-kaca. Bryan sedikit menundukkan wajahnya dan menggenggam tangan Deanisa lagi.
"Kakak ingin sekali menghabiskan seluruh uang yang sudah Kakak hasilkan selama bertahun-tahun untuk kamu," ujar Bryan membalas Nisa yang kemudian tersenyum.
"Sebenarnya kakak selalu menunggu kamu menggunakan uang Kakak untuk shooping atau semacamnya dan Kakak senang kamu pernah melakukannya waktu itu." Nisa sedikit terkekeh tapi menggelengkan kepalanya pelan.