Mata Sabrina rasanya tak mau berkedip. Ia tiba-tiba diajukan sebuah pertanyaan yang rasanya tak pernah ditanyakan oleh Darren sama sekali.
"Aku tidak mengernti maksudmu, Pak," jawab Sabrina dengan suara rendah. Sementara Darren malah tersenyum.
"Apa menurutmu aku lebih cocok untuk jadi seorang pacar atau seorang suami?" Sabrina makin bingung dan mengernyitkan kening. Mengapa Darren tiba-tiba malah bicara seperti itu. Tapi Darren yang melihat kebingungan Sabrina hanya tersenyum.
"Aku tidak b-berhak..."
"Tentu saja kamu boleh mengatakan apapun. Katakan saja!' potong Darren dan masih terus memandang Sabrina.
"Dua-duanya, bagiku kamu adalah pria yang sempurna, Pak!" jawab Sabrina setelah lama terdiam. Darren tersenyum dan makin mendekatkan posisinya.
"Apa kamu memilki kekasih, Sabrina?" tanya Darren makin dekat. Dan Sabrina seolah terbius pada pandangan mata Darren yang tajam sampai ia tak sadar jika Darren sudah begitu dekat dengannya.