Nisa hanya diam saja tak membalas ciuman Bryan sama sekali. Dan itu disadari Bryan sebagai penolakan Nisa padanya. ia diam saja memandang Bryan yang begitu dekat menempelkan bibirnya pada Nisa. kedua mata itu seakan beradu. Hanya ada rasa luka dan tak percaya di mat Nisa untuk Bryan.
Perlahan Bryan melepaskan ciumannya dan masih menatap Nisa dengan rasa sedih di hatinya. ia menelan ludah tak tak berhenti menatap Nisa yang terluka karena dirinya.
"Segala yang Kakak lakukan saat Kakak mengusir Nisa dari rumah Kakak. Nisa gak akan pernah melupakan itu." mata Bryan mulai berkaca-kaca memandang Nisa yang kini makin jauh darinya.
"Mungkin bagi Kakak, Nisa hanyalah wanita bodoh yang akan mau menyerahkan tubuh dan dirinya untuk pria yang hanya ingin tidur dengannya. Dan Nisa akui Nisa memang bodoh karena mengira Kakak akan terus bersama Nisa." Bryan masih mendengarkan dan genangan airmata itu makin terlihat.