Walaupun kini kami berdua sudah berada di luar bioskop, tetapi Mas Arsa terus saja mengenggam tanganku tanpa ada waktu untuk melepaskannya. Seolah dia tidak ingin kehilangan tanganku ini.
"Mau langsung pulang apa gimana?"
"Gimana kamu aja. Tapi aku lagi pingin ngopi nih. Kamu mau ga ke Kafe? Sekalian ajarin aku tugas kuliah, hehe."
"Mana bisa aku tugas kuliah kamu. Kuliah aja engga."
"Ah pasti bisa. Ini tuh soal tentang pelajaran agama. Kan kamu jago tuh."
"Yaudah kita ke Kafe dulu aja ya. Nanti kalo bisa, aku bantuin tugas kuliah kamu."
"Oke, ayo."