"Iya, iya, maaf. Terus apa lagi? Masih ada unek-unek ga buat aku?"
"Engga. Itu aja. Maaf ya bawel."
"Iya ga apa-apa. Kan aku yang salah. Maaf ya sayangku, cintaku."
"Ihhh."
"Kenapa?"
"Aneh aja dengernya. Kamu kan jarang banget ngomong gitu ke aku."
"Hehe. Itu makanannya udah datang."
Ternyata benar jika pelayan tadi sudah kembali lagi untuk mengantarkan pesanan kami berdua.
"Permisi. Pesanannya ya Mas, Mba."
"Iya, makasih."
"Sama-sama. Selamat menikmati. Kalo ada yang di butuhkan lagi tinggal panggil saya aja ya Mas, Mba. Saya permisi dulu."
"Iya, Mba."
Kini aku dan Mas Arsa sedang menikmati steak yang biasa aku makan. Pada awalnya cara bermakanku dengan Mas Arsa masih normal. Yaitu sama-sama saling makan sendiri-sendiri sampai tiba-tiba Mas Arsa menyuapiniku dengan makanan yang dia pesan.
"Apa?"
"Ini a... Aku mau suapin kamu."
"Dasar."