"Tenang, tenang Ki. Jangan nangis. Ada gua. Udah ya, lu pegangan aja sama gua. Kita ga bakalan kenapa-kenapa juga kok."
Tanpa pikiran apapun tentang bagaimana perasaan Mas Arsa jika tau saat ini aku sedang berpelukan dengan Randi, aku tetap terus berpelukan dengannya. Karena yang aku rasakan sekarang ini adalah ketakutan yang sangat mendalam akan ketinggian.
Setelah beberapa menit kincir-kincir itu berputar dengan kecepatan cukup kencang, akhirnya kini kincir-kincir tersebut berhenti. Aku yang sudah menahan takut dari tadi segera turun dari kincir-kincir tersebut.
Walaupun sekarang ini aku sudah turun dari permainan tersebut, tetapi rasa takutku belum juga hilang. Rasa takut itu masih terus menghampiri diriku sampai saat ini.
"Udah dong Kia. Lu jangan nangis terus kaya gini. Kan kita udah turun dari permainan itu. Gua beli minum dulu ya sebentar buat lu. Lu tunggu sini dulu, jangan kemana-mana."