"Ki, nunggu lama ya?" Tanya Randi kepadaku yang terlihat seperti seseorang yang sedang terburu-buru sekali.
"Engga kok. Lagian lu ngapain mau nganterin gua segala si. Gua kan bisa pulang sendiri."
"Udah malam gini. Gua ga mau ya nanti kalo lu kenapa-kenapa, malah bikin gua susah lagi, haha."
"Dasar emang, haha."
"Yaudah yu langsung balik."
"Iya." Aku pun menaiki sepeda motor miliknya.
Di jalan Randi selalu melihat aku melalui kaca spion motornya. Membuat aku merasa malu. Sepertinya Randi melihat ekspresiku itu dan akhirnya Randi mencairkan suasana kecanggungan itu.
"Tadi lu makan habis?"
"Engga si."
"Kenapa?"
"Kenyang."
"Makan yang banyak, biar gendut, haha. Oh iya, terus Ibu lu gimana?"
"Ibu gua alhamdulillah udah baikan kok. Udah mau makan juga walaupun sedikit."
"Syukur deh kalo gitu."
"Lu di tanyain nomor rekening sama kakak gua juga. Berapa ga? Kakak sama Ayah gua itu yang minta."