"Sayang..."
"Iya kenapa sayang? Kok teriak-teriak kaya gitu si? Ga baik ah "
"Iya maaf. Jangan bilang kamu lupa beli token listrik ya? Aku lagi nyetrika tiba-tiba kok listriknya mati."
"Oh iya, aku lupa sayang. Maaf ya... Sekarang aku pergi beli deh."
Seperti itu lah seorang suamiku. Kelemahan dia adalah pelupa. Apa yang harus dilakukan oleh dirinya saja selalu aku ingatkan. Terkadang aku memakluminya, karena urusan dia bukan hanya untuk masalah yang ada di rumah saja, tetapi sangat banyak sekali. Baik di rumah maupun di pekerjaannya. Apalagi jabatan dia di pekerjaannya kali ini sangat penting. Harus banyak mengurusi ini dan itu. Namun terkadang aku juga kesal dengan sifat dirinya yang pelupa itu susah sekali hilangnya. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana caranya untuk menghilangkan kebiasaan buruknya itu. Aku sebagai istri hanya bisa meminimalisirnya saja dengan cara harus rajin-rajin mengingatkan dirinya dalam segala hal.