"Randi," panggil Kia. Kemudian Kia langsung duduk di kursi Randi begitu saja.
"Ngapain si lu datang ke sini langsung duduk kaya gitu. Ga sopan lu sama atasan."
"Tadi Mas Arsa telepon gua."
Randi yang sebenarnya sudah mengetahui semuanya, bersikap seolah-olah dia tidak mengetahui apapun di hadapan Kia.
"Dia telepon lu? Terus dia bilang apa aja? Balikan lagi lu sama dia?"
"Dia tadinya ngajakin gua buat ketemuan. Katanya ada yang mau di bicarakan. Dan dia cuma mau minta maaf doang. Yaudah, gua maafin dia."
"Lu maafin dia? Itu artinya lu juga mau balikan lagi sama dia?"
"Memaafkan bukan berarti mau balikan. Gua udah maafin dia tapi bukan berarti gua mau jatuh di lubang yang sama. Luka gua yang kemarin aja belum sembuh, Ran."
"Kia bicara seperti itu. Apa itu artinya ada kesempatan buat gua bisa dekat lebg dari sahabat sama Kia sekarang?" pikir Randi di dalam hatinya.
"Terus kalo dia datang lagi ke lu buat mohon-mohon supaya lu balikan lagi sama dia gimana?"