Chereads / 13 Days To Love Me / Chapter 11 - Officially Yours

Chapter 11 - Officially Yours

"Jadi gara-gara itu mereka menjodohkan kamu?" Ashton tidak habis pikir setelah mendengar cerita Zie, namun Zie hanya menceritakan sebagian saja, tentang kematian mamanya, Zie tidak cerita.

Kayla pun begitu, dia bergeleng-geleng kepala, tidak habis pikir juga. Sedangkan Kiera Mackenzie yang sudah tahu semua dari Marco hanya mengangguk dan kembali makan hidangan penutup.

Marco yang ada di depan Zie, menyenggol kaki Zie pelan di bawah meja. Sontak Zie menoleh, namun Marco pura-pura makan seraya berbicara dengan Ashton, "padahal Zie selama ini nurut aja sama mereka," kata Marco tanpa menoleh Zie yang sebal karena kaki Marco tidak berhenti menendang-nendang kakinya dengan pelan.

Ashton menatap Marco, kemudian berpaling menatap Zie, "kalau kamu ada bukti, mereka bisa dipenjarakan karena penganiayaan, lho."

"Iya om, tapi saya takut bukti saya tidak cukup kuat," kata Zie, dia dengan senang hati akan melaporkan Raquelle dan Nikki tapi, dia harus melakukan semua itu—membongkar—semuanya—dihadapan ayahnya.

"Kamu tinggal disini saja sementara, temanin Kiera, dia kalau kesepian selalu ngusik Marco," tawar Ashton dengan terkekeh.

Zie tersenyum, "makasih om, tante, makasih banyak."

Kayla yang berada di sebelah Zie menepuk pundaknya, "gak masalah sayang, anggap aja sebagai ganti apple yang dipaling Marco dulu."

Ucapan Kayla membuat mereka semua tertawa, kecuali Marco yang tersenyum kecut dengan wajah memerah.

"Oh iya, Muffin gak dibawa?" tanya Marco saat ingat Zie tidak membawa anjing yang dia berikan kepada Zie.

Zie menggeleng, "enggak, soalnya kan aku gak tahu bakal ketemu kak Ken, aku kasihan kalo bawa Muffin kemana-mana nanti dia capek," Zie menggunakan kata 'aku' karena dia pikir tidak sopan jika berbicara 'gue—lo' di meja makan dan dihadapan orang tua Marco.

"Tapi kasihan kalo ditinggal," kata Marco.

"Muffin?" tanya Kayla yang tidak mengerti.

"Anjing Pomeranian tante," Zie menoleh kepada Kayla, "Marco yang kasih," jelasnya dengan tersenyum.

Kayla juga ikut tersenyum, "wah, kalau gitu ambil aja, bawa kesini, biar dia main sama Tipsy anjing Golden Retriever punya Kiera."

Kiera Mackenzie mengangguk, "iya tuh ide bagus," jawabnya.

Setelah selesai makan malam, Zie dan Kiera berniat untuk tidur jika saja Marco tidak mengetuk pintu kamar Kiera.

Kiera bangkit dari tempat tidurnya, "tuh kan Zie, kalo ada kamu bukannya aku yang ngusik Marco, malah Marconya yang ngusik aku," kekeh Kiera seraya membuka pintu kamarnya menghadap Marco, "mau apa adikku yang nyebelin?"

"Panggilin Zie," cengir Marco.

Kiera mengangguk dan menoleh kebelakang, memanggil Zie, "Zie di panggil Marco."

Zie yang dipanggil langsung saja keluar kamar dan menemui Marco, "kenapa Marco?"

"Tadi kakinya sakit gak?" tanya Marco dengan menatap kaki Zie, "maaf ya Zie kalo sakit."

Zie benar-benar tidak menyangka Marco akan menanyakan hal itu, tentu saja itu membuat hatinya hangat, "gak sakit kok Marco," kata Zie, "lo tidur gih udah malem, besok mau test lagi kan?"

Marco menaikkan alisnya, "tadi pake 'aku—kamu' kok sekarang 'lo—gue' sih?" tanya Marco.

"Kan gak sopan Marco kalo di depan orang tua," jawab Zie dengan lembut.

Marco menggeleng, "gaboleh, pake 'aku—kamu' aja terus," kikik Marco.

"Iya deh terserah," Zie mendorong tubuh Marco, "udah sana tidur!" suruhnya.

"Okay, selamat malam," Marco mengelus puncak kepala Zie, "love you, Zie."

Zie tersenyum, Marco sudah berkali-kali mengatakan itu, namun Zie sama sekali belum membalasnya, Zie pikir sekarang adalah saat yang tepat, "love you, Marco."

Marco yang tadinya sudah menjauh, karena mendengar peryataan Zie barusan, berjalan mundur kembali dan menghadap Zie, "ngomong apa tadi?" tanya Marco dengan cengiran seraya memegang tangan Zie.

"Gak boleh ngulang," kikik Zie.

"Are we official?" tanya Marco dengan cengiran lebar, senyumnya betul-betul menawan.

Zie terlihat berfikir, raut wajahnya jahil, Zie menyentuh hidung Marco yang mancung, "itu terserah kamu."

"Berarti iya dong," jawab Marco, "yaudah, silahkan tidur Zie," Marco mengelus puncak kepalanya sekali lagi lalu berjalan mundur ke arah kamarnya, dia masih menatap Zie.

Sampai Zie benar-benar masuk, barulah Marco berjalan dengan normal ke kamarnya, tangannya mengepal dan Marco loncat, "yes!" sangking girangnya, jika saja di rumah sudah tidak ada orang, Marco pastilah berteriak.

Marco dan Zie tidak tahu kalau Kayla sedaritadi melihat mereka dengan bahagia, dia sangat senang karena Marco kembali menemukan kebahagiaannya.

- 13 Days to Love Me -

Day 7

"Woi!"

Zie menoleh kaget, mendapati Quinn yang tiba-tiba duduk di sebelahnya saat Zie ada di kantin sendirian, "Quinn, ngagetin aja sih!"

"Hehehe," Quinn nyengir, "udah selesai test tahap dua?"

"Udah, tapi yang lain pada belum keluar," kata Zie.

Quinn mengangguk dan duduk di sebelah Zie, "ngomong-ngomong, lo beneran gak mau daftar Juilliard? sebentar lagi pendaftaran tutup lho."

"Gak tahu Quinn," Zie meminum teh hijaunya, "gue masih belum sanggup untuk nari lagi."

Quinn menatap Zie dari samping, "Zie, denger ya, jangan pernah satu kejadian buruk ngerusak

semua mimpi lo," kata Quinn.

Zie diam, karena hal ini sangat sulit baginya.

"Walau lo gak menari lagi, bukan berarti lo berhenti, gue rasa itu sudah jadi bagian dari dunia lo," Quinn berkata dengan serius. Tumben sekali dia bijak seperti ini.

Zie menoleh menatap Quinn, senyuman tipis terbit di bibirnya, "tapi susah Quinn kalo gak ada semangat lagi."

"Tena—"

Ucapan Quinn terpotong saat Marco, Zach dan Seavey duduk di depan mereka, Quinn menatap Zach dengan tidak suka.

"Kenapa?" tanya Zach tak kalah sebalnya.

"Ngapain lo duduk disini? bukannya masih marah gara-gara susu basi kemarin?!" tembak Quinn langsung.

Zach mengernyit, "eh siapa sih yang gak kesel muka orang disemburin susu basi, jijik tahu gak!"

Marco dan Zie saling tatap, namun Seavey menonton Quinn dan Zach.

Marco berbisik kepada Zie, "hai," katanya pelan dengan tersenyum, "gimana test nya?"

"Lancar," jawab Zie tak kalah pelan, "kamu gimana?"

"Lancar juga," kata Marco.

Seavey yang melihat perang mulut Quinn dan Zach tidak ada habisnya, melerai mereka, "eh udah-udah! ntar saling suka lho!"

Marco dan Zie terkekeh.

"Ogah sama tronton kek lo!" sambar Zach.

Quinn yang tidak mau kalah menjawab, "lo pikir gue mau? gue juga ogah ish, lo awas ya waktu test Juilliard ngajakin gue, awas lo," kata Quinn dengan menunjuk Zach.

Seketika Zach terdiam.

"Hahahaha mampus kan Zach, lo sih pake ngambekan," Seavey meledeknya.

"Ga gitu juga dong Quinn," Zach manyun.

Quinn menjulurkan lidahnya, "wek bodo amat wek," ledek Quinn.

"Rasain lo Zach," tambah Marco.

Zach yang merasa hanya Zie yang tidak meledeknya, menyenggol tangan Zie, "Zie cuma lo yang baik sama gue," ucapnya dengan sok sedih.

Marco langsung menepis tangan Zach, "apaan lo sentuh-sentuh," katanya dengan menatap Zach dengan sebal.

Kelakuan posesif Marco membuat Zie terkekeh, "jangan gitu Marco."

"Tunggu-tunggu," Quinn yang peka merasakan ada yang beda dari Marco dan Zie, "kalian udah resmi?" tanyanya dengan pandangan menyidik.

Seavey saling tatap dengan Zach, dan Zie saling tatap dengan Marco.

"CIEEEE!" sorak mereka bertiga dengan serempak.

"Akhirnya, curhatan Marco bukan tentang ngebet Zie lagi," kata Seavey.

- 13 Days to Love Me -

Day 8

Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan test beasiswa tahap dua, Zie sedang menunggu Marco mengeluarkan mobil dari garasi, di sebelahnya ada Kiera Mackenzie yang menunggu sopirnya, dia akan pergi kuliah.

"Zie?" panggil Kiera.

Zie menoleh, "iya kak?" tanyanya.

"Kayaknya kalian udah resmi ya?"

Zie malu menjawabnya, namun dia tahu Kiera butuh jawaban, "iya kak," jawab Zie.

Kiera tersenyum hangat, "menurut aku sih Zie, resmi atau enggaknya itu gak terlalu penting, kalau kamu dan Marco memang benar-benar saling menyayangi itu aja udah cukup, yang penting kalian saling percaya dan membahagiakan satu sama lain," Kiera menepuk pundak Zie, "sebelum ini Marco pacaran sama adik kelasnya, tapi karena kepercayaan diantara mereka berdua tidak kuat, hubungan mereka gak berjalan lancar, tapi aku yakin," Kiera menatap Zie dalam, "Marco gak akan mengulangi kesalahan yang sama, apalagi itu dengan kamu, kamu berarti banget bagi Marco."

Zie tersenyum, dia memang menyayangi Marco, sangat. Namun Zie juga tidak mau membuat Marco terluka, karena pertunangan yang sebentar lagi dihadapinya.

- 13 DTLM -