Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Airplane Accident

🇮🇩Nova_Fajarna
--
chs / week
--
NOT RATINGS
22.6k
Views
Synopsis
Cassie Qianzie Putri mengalami kecelakaan pesawat beberapa hari setelah wisudanya disaat dia sedang berlibur bersama temannya. Saat itu dia terjatuh di negara tetangga hingga terjebak di dalam kehidupan Agatha Carls Christian yang merupakan CEO muda yang angkuh, sombong, dingin, dan menakutkan. Agatha mengira jika dia adalah kekasihnya yang hilang karena wajah mereka yang sedikit mirip, Cassie pun mulai hidup sebagai Mirachelia Larissa karena dia kehilangan ingatannya disaat kecelakaan itu terjadi. Namun semuanya berubah disaat Mirachelia Larisa yang sesungguhnya kembali. Akankah Agatha tetap bersama Cassie atau dia akan kembali kepada masa lalunya?
VIEW MORE

Chapter 1 - Mungkinkah dia kembali

*Selalu ada alasan mengapa seseorang dipertemukan, didekatkan, lalu kemudian dipisahkan*

✓✓✓

"pesawat xxxx dinyatakan menghilang sejak dini hari, keberadaan pesawat yang seharusnya sampai dua jam yang lalu masih tidak terdeteksi sampai sekarang. Anggota IT sedang melakukan pelacakan untuk segera mengatasi masalah yang mungkin terjadi. Kami himbaukan kepada keluarga penumpang untuk bersabar dan harap tenang, kami akan melakukan yang terbaik untuk melayani anda, sekian dan terima kasih"

Seluruh station TV sibuk membicarakan tentang pesawat dengan label xxxx yang sampai sekarang tidak kunjung tiba di bandara. Semua keluarga penumpang menjadi khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi, banyak orang-orang penting yang berada didalam sana, diantaranya ada gubernur dan beberapa orang menteri yang sedang menuju ke negara B untuk melakukan rapat antar negara. Bisa dikatakan mereka adalah perwakilan negara untuk mengikuti sebuah acara persahabatan antar negara Asia

"Lapor, lantai satu keamanan ruang lima, keberadaan pesawat mulai terdeteksi"

"Lapor, lantai satu keamanan ruang tiga, tiga puluh menit terakhir pesawat dengan label xxxx terdeteksi berada diarea timur pantai"

"Lapor, lantai tiga keamanan ruang sepuluh, pesawat dengan label xxxx terjatuh di hutan bagian timur pantai negara A"

Semua laporan telah terkumpul dipusat utama gedung teknologi informatika, mereka melacak pesawat xxxx dengan cepat saat presiden sendiri yang turun tangan dalam masalah ini. Bagaimana pun juga didalam pesawat yang terjatuh itu terdapat orang-orang utusannya

Dengan segera tim keamanan dari kepolisian meluncur ketempat kejadian untuk menyelamatkan para korban dan untuk memastikan penyebab terjadinya kecelakaan tersebut

"Telah ditemukan 250 orang yang tewas, 443 orang dalam keadaan luka, dan masih ada 7 orang lainnya yang belum ditemukan. Para korban telah dibawa kerumah sakit terdekat diarea timur negara A"

16.45

"Kembali ditemukan 3 orang yang tewas, 1 orang terluka parah, dan 3 orang masih dalam pencarian"

"Sejauh ini belum ada perkembangan pasti dari peristiwa jatuhnya pesawat xxxx di negara A, tim keamanan akan terus mengevaluasi tempat kejadian, dan kerangka pesawat xxxx akan segera diangkat untuk memastikan jika tidak ada korban yang terjepit dibawahnya"

"Jatuhnya pesawat xxxx dinegara A diduga karena adanya kerusakan dibagian kanan sayap pesawat, sehingga saat berada di kecepatan tinggi pesawat tidak bisa menstabilkan beban didalamnya. Para teknisi pesawat sangat menyesal telah lengah dalam pekerjaannya, dan mereka meminta maaf sebesar-besarnya atas kekacauan yang ditimbulkan sehingga memakan banyak korban"

"Untuk sementara, pencarian penumpang yang hilang akan dihentikan dan akan dilanjutkan setelah matahari terbit"

✓✓✓

Disebuah ruangan, seorang gadis menyibakkan tirai jendela, menampakkan matahari yang baru saja terbit. Dia memandang keseluruh ruangan bernuansa serba putih yang dipenuhi dengan alat-alat-- ahh dia tidak tau apa namanya, yang jelas disana sangat pengap. Dia menarik jarum yang menusuk tangan kanannya, mengambil tisu untuk membersihkan cairan merah yang sedikit keluar setelahnya. Gadis itu beranjak dari ranjang dengan pakaian serba biru laut, siapa yang perduli dengan penampilannya sekarang?

"Permisi" gadis itu menuju kesebuah meja didepan, terlihat ada beberapa perempuan yang sepertinya sedikit lebih tua darinya, berpakaian serba putih dan memegang banyak berkas, dia menyadari jika dirinya sedang berada dirumah sakit sekarang

"Kenapa aku bisa berada dirumah sakit? Apa yang akhh...." Gadis itu memegang kepalanya yang terbalut kain putih dibagian dahinya

"Maaf, bisa kalian cerita kenapa aku ada disini? Siapa yang membawa aku, lalu sejak kapan aku ada dirumah sakit?" Ujarnya masih dengan nada yang sopan

Para suster itu menatapnya dengan aneh, tidak ada yang menjawabnya sama sekali sampai seorang laki-laki yang juga berpakaian putih menghampirinya, dia cukup tampan dan masih muda

"Sudah bangun nona, bagaimana perasaannya sekarang?" Ujarnya

"Berikan aku kartu identitasmu atau nomor telepon keluargamu, kami akan menghubungi mereka untuk menjemputmu sekarang" lanjut doktor tersebut

"Nomor?" Gadis itu mencoba berpikir sejenak. "Akhh... Aku tidak ingat"  saat dirinya mencoba mengingat sesuatu mungkin seperti asal usulnya, dia merasa frustasi dan hanya terlintas bayang hitam dimatanya

"Siapa namamu?" Tanya dokter itu dengan lembut

Perlahan gadis itu memegang kepalanya yang terasa sakit, dia tidak ingat sama sekali siapa dirinya, bahkan dia tidak tau dari mana asalnya, dan apa yang terakhir kali dia lakukan sampai saat tersadar dia malah berada dirumah sakit

"Hiks... Dimana aku?"

"Siapa aku hiks... Kenapa aku tidak bisa mengingat apapun"

"Akhh....."

Gadis itu berteriak frustasi. banyak pasien lain yang melihatnya menangis, berteriak seperti orang gila. Dokter itu menyuruhnya untuk duduk dan menenangkan diri, mungkin sesuatu telah terjadi dan gadis ini membutuhkan waktu untuk beristirahat untuk memenangkan pikirannya

"Kupikir kau hilang ingatan" tebak sang dokter

"Tidak mungkin hiks...."

Tiba-tiba dia mengingat sesosok laki-laki yang selalu berada disampingnya, laki-laki yang menemaninya sejak lama. Tapi kenapa wajahnya samar dan sama sekali tidak jelas. Perlahan gambaran bangunan bertingkat terngiang dikepalanya, banyak orang berseragam berjalan kesana kemari, seperti nya itu sekolah. Dia terus berpikir dengan keras sampai seseorang memanggil dokter dihadapannya

"Dokter Aaric bukan?"

"Ohh iya benar, tuan Agatha ya?" Sahut dokter yang tadi berbicara dengan gadis itu

Gadis itu tidak perduli dengan suasana disekitarnya, dia hanya memejamkan matanya sambil mengingat apapun yang bisa dia ingat. Tapi sayangnya semua seperti televisi tahun 80 an, hitam putih dan terkadang berkedip-kedip dalam bayangannya. Sungguh dia berharap untuk cepat mengingat semuanya, dia tidak ingin tersiksa dan bergelud dengan pikirannya sendiri

Ternyata melupakan keluarga dan orang yang paling di cintai itu sangat menyakitkan

"Apa yang terjadi hiks...." Gadis itu tidak tahan dengan bayangan hitam putih yang terus menghantuinya

"Nona"  doktor Aaric sedikit terkejut saat melihat kondisi gadis tersebut semakin memburuk

"Rachel" gumam Agatha

"Gadis ini hilang ingatan, kemarin seorang nelayan menemukannya didekat pantai. Apa mungkin anda mengenalnya?" dokter

"Rachel" Agatha memegang pundak gadis yang sedang menangis itu

Rindu, marah, benci, Agatha merasakan semua itu disaat melihat gadisnya yang terluka dimana-mana. Dia sudah menduga jika orang tuanya akan melakukan hal sekejam itu untuk menentang pertunangan mereka. Agatha langsung menduga jika orang tuanya pasti membayar seseorang untuk melukainya. Anehnya, gadis itu mendorong Agatha dengan sekuat tenaganya,  menghapus jejak air matanya dan langsung menatap tak suka kepada Agatha. Rasanya dia sedang berada disekitar orang asing, dan dia sangat ketakutan

"SIAPA YANG MENYURUHMU MENYENTUHKU" bentaknya

"Rachel" Agatha tidak bisa melanjutkan perkataannya, gadisnya tidak sekejam itu, gadisnya bahkan sangat lembut dan disukai banyak orang

Agatha memperhatikan gadis didepannya mulai dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. Memang sedikit berbeda, gadis itu memiliki tubuh yang ideal dikalangan remaja, sedangkan menurut Agatha gadisnya dulu sedikit kurus dan tidak terurus seperti itu. Gadis didepannya jauh lebih putih, dan mungkin dia--- ahh Agatha tidak bisa mendefinisikannya. Mungkin dia telah berubah setelah lama mereka tidak bertemu. Agatha tidak bisa membohongi perasaannya jika dia memang sangat merindukan sosok perempuan yang selalu merawatnya, canda tawa mereka, dan dia merindukan semua yang pernah dia lakukan bersama cinta pertamanya

Seseorang dibelakang Agatha menariknya, membisikkan sesuatu ditelinganya, dan setelah itu Agatha tersadar dari lamunannya. Hatinya kembali sakit dan tidak tega ketika gadis itu terus menangis, dia hanya tidak bisa melihat kekasihnya tersakiti

"Ayo pulang" ajak Agatha

"Tuan" bisik pengawalnya

"Hiks... Lepaskan aku, aku tidak mengenalmu" gadis itu memberontak dan jelas tidak menginginkan Agatha

"MIRACHELIA LARISSA, KAU KEKASIHKU" bentak Agatha

Semua orang yang berada disana memandang kearah Agatha, laki-laki tampan itu terlihat sangat mengerikan disaat marah. Gadis itu terdiam dan menatap manik mata Agatha yang sepertinya hampir menangis. Entah kenapa dia merasa ada yang aneh dibalik mata berkaca itu

"Kamu beneran kenal sama aku?" Tanya Rachel

Agatha kembali memeluknya "ayo pulang" tiba-tiba Agatha menangis di pelukannya

"Tolong jangan lupa membawanya untuk terapi secara teratur, ingatannya sangat buruk sekarang, dan pastikan membawanya ketempat yang sering kalian kunjungi, mungkin itu akan membantu ingatannya kembali" dokter Aaric

"Terima kasih dokter" Agatha

"Tuan ayo pulang, mari kita bicara dirumah" ujar Pengawal yang seusia dengannya. Aksa Salvino, lelaki itu menatap tak suka kepada gadis didepannya, gadis yang telah membuat Agatha tergila-gila

"Aku senang kau kembali" Agatha

"Dia bukan nona Rachel tuan" ujar Aksa Salvino, sekretaris pribadi Agatha

Agatha memberikan tatapan yang mengintimidasi kepada Aksa, lalu seutas senyumannya menyapa dokter Aaric yang tadi juga mendengar perkataan Aksa. Agatha menarik tangan gadis yang hilang ingatan itu, mengeluarkan sebuah kartu nama dari saku celananya

"Aku CEO di Carls company, kau bisa datang kesana jika tidak percaya" Agatha memperlihatkan kartu itu kepada dokter Aaric

"Ahh mungkin karena anda masih terlalu muda, banyak yang tidak percaya jika anda mempunyai jabatan setinggi itu" dokter Aaric

"Aku akan membawanya pulang" Agatha

"Baik" dokter Aaric

Agatha membalikkan tubuhnya dengan tangannya yang masih menggandeng gadis itu. Aksa tampak melihat gadis itu yang masih ragu untuk mengikuti Agatha. Aksa berjalan dibelakang mereka, memperhatikan gerak-gerik setiap langkah gadis itu. Sudahlah, dia tetap saja tidak bisa melawan laki-laki keras kepala itu

"Dia bukan Rachel Agatha" ulang Aksa