"Huh kenapa harus hujan sih? tahu gini tadi aku numpang sama Maurel," dengus seorang gadis memeluk tubuh kecilnya erat.
Gadis di halte Bus itu adalah Anas,lebih tepatnya Anastasia.Si gadis centil penuh keceriaan,seolah hidupnya hanya ditakdirkan dengan kebahagiaan di dalam nya.Anas itu cantik,lebih tepatnya Anas itu manis,iya manis kayak gulali.
Sekarang si gadis manis itu tengah mendengus kesal melihat hujan deras disekelilingnya.Anas benci hujan,satu-satunya yang tak disukai Anas di dunia ini adalah hujan.Entah mengapa Anas benci dengan hujan,padahal pada kenyataan nya Anas tak mempunyai riwayat trauma atau apapun itu mengenai hujan.
Yang paling Anas suka adalah cowok-cowok tampan.Entah sudah berapa banyak cowok yang menjadi incaran Anas.Tapi yang pasti mungkin semua cowok tampan telah mengenal Anas.Karena Anas itu centil,iya centil kayak cacing kepanasan gak pernah bisa diem.Setiap ketemu cowok yang menurut dirinya tampan Anas akan langsung memperkenalkan dirinya tanpa tahu malu.
"Emmm!" deham seseorang cukup keras membuyarkan lamunan sesaat Anas akan dirinya.
Anas melirik aneh cowok disampingnya.kapan cowok tampan disampingnya ini berdiri disampingnya?
Aneh,masa dirinya yang menggemari cowok tampan tidak menyadari seorang cowok tampan berdiri disampingnya.
Tanpa ditunggu lagi,jiwa muda Anas merasa harus tahu nama cowok tampan disampingnya. "Ehemm... hai!" ucap Anas mendekatkan diri kepada cowok disampingnya.
Deg...
Jantung Anas berdetak kencang melihat cowok tampan disampingnya melirik dirinya aneh tanpa menghilangkan ekspresi dinginnya.
Seumur-umur Anas mengajak kenalan cowok tampan,tidak pernah sekalipun Anas menemui spesies langka seperti cowok disampingnya.
"Emm... Aku Anastasia,panggil Anas aja,tapi sayang juga boleh," goda Anas tersenyum manis,mengeluarkan jurus andalan nya.Secara Anas itukan manis,siapapun yang melihat dirinya akan terpesona.Kadang Papa Anas selalu luluh melihat senyuman maut dari seorang Anastasia.
"Emm... nama kamu siapa?" tanya Anas mendongakkan wajah nya tinggi untuk melihat wajah cowok disampingnya.Tak ayal dia melakukan itu,karena Anas hanya. sebatas dada cowok itu.
Anas mendengus lagi-lagi cowok tampan disampingnya ini selalu jual mahal.Hanya diam bahkan melirik pun enggan,lihat saja nanti Anas akan membuat cowok tampan itu jatuh cinta dengan nya.
"Jawab dong! aku udah ngasih tahu kamu nama aku,masa kamu enggak," rayu Anas memegang pundak cowok disampingnya tanpa rasa canggung.
"Alaska," jawab cowok tampan incaran Anas yang bernama Alaska singkat menepis kasar tangan Anas dari pundaknya.Cepat-cepat berlalu pergi dari hadapan Anas yang terbengong menatap tangannya cengo.
"Sungguh ajaib!" guman Anas menatap tangannya tak percaya,seumur-umur baru kali ini Anas merasakan tangan kecilnya ditepis kasar.
Anas mencari-cari Alaska disampingnya,hingga netra mata kecoklatan nya melihat Alaska menerobos hujan begitu saja,melajukan motornya cepat meninggalkan Anas seorang diri.
Anas berlari mengejar Alaska,sekarang karena seorang Alaska,Anas menerobos hujan yang sangat dibencinya begitu saja.Iya itu semua karena Alaska
Hati kecil Anas berdesir hangat.Mengapa? seharusnya dia merasakan kekecewaan.Apa Vera mencintai cowok tampan bernama Alaska? Vera berharap seperti itu.Hati kecilnya belum pernah merasakan desiran hangat seperti sekarang.Hari ini tepat di saksikan hujan yang Vera benci,Vera mengakui bahwa dirinya mencintai cowok bernama Alaska.
•••
"Gila tu cewek," dengus Alaska di tengah-tengah derasnya hujan.
Terpaksa Alaska harus menerobos hujan demi menjauhi cewek astral di halte Bus tadi.
Dalam hati Alaska berdo'a semoga saja dirinya tidak akan pernah bertemu lagi dengan cewek astral tadi.Melihat tingkah lakunya saja membuat seorang Alaska sang ketua Marvel bergidik takut.
Mimpi apa dirinya semalam bisa bertemu dengan cewek astral itu.Yang sialnya lagi cewek astral itu kemungkinan besar satu sekolah dengannya,bila melihat seragam yang melekat di tubuh cewek astral itu.
"Gara-gara tu cewek astral gue jadi terpaksa nerobos hujan kayak gini!" gerutu Alaska disepanjang jalan tak henti-hentinya mengatai Anastasia.
Alaska tiba dirumah dengan keadaan basah kuyup,seluruh tubuh Alaska basah dan hujan belum juga berhenti.Entah bagaimana nasib Vera di halte Bus itu?
"Mbok!" teriak Alaska di depan pintu rumah Pradipta.
"Iya Den,astaga kenapa Aden basah-basahan kayak gini!" kaget pembantu wanita setengah baya yang berkerja pada keluarga Alaska.
Alaska menghiraukan Mbok Yani,berlalu berjalan melewati Mbok Yani begitu saja.
"Bi entar bersihin air bekas Alaska yah! Dan ohh yah entar kalo Ayah sama Bunda pulang,bilang sama Alaska!" ucap Alaska menghentikan langkahnya tanpa melihat kebelakang di mana Mbok Yani berada.
Mbok Yani mengusap dadanya sabar,nasib-nasib dirinya mempunyai anak majikan seperti Alaska.
"Den mau Mbok bikinin teh anget?" tanya Mbok Yani berinisiatif menawarkan teh hangat.
"Enggak usah Mbok!" tolak Alaska berlalu pergi menuju kamar nya.
Jangan heran jika kedua orangtua Alaska beberapa waktu ini selalu tak ada dirumah.Orangtua Alaska dalam beberapa bulan ini sedang berlibur menikmati masa tua mereka.Bukan berlibur keluar negeri ataupun di negeri sendiri tapi berlibur versi kedua orang tua Alaska adalah kencan seperti pasangan muda sekarang.
Alfagi yang menjabat sebagai Kakak Alaska saja selalu heran,padahal Alfagi merasa dia yang beberapa bulan ini baru menikah,catat baru menikah.Seharusnya Alfagi pergi honeymoon dengan istrinya bukan dihadapkan dengan mengurus perusahaan Pradipta.
Sementara Ayah dan Bunda nya yang telah menikah selama bertahun-tahun sedang asik mengenang masa muda.
Memang aneh,tapi itulah keluarga Alaska sama halnya dengan keluarga lain,berbeda dengan Vera yang sekarang hanya mempunyai seorang Ayah dan Kakak,tapi Vera selalu bersyukur dengan semua yang dirinya miliki.
Banyak orang mengatakan Alaska itu sempurna.Se sempurna daun berjatuhan di musim gugur.
Tak ayal bila Anas mulai mencintai Alaska di pertemuan pertamanya yang di saksikan oleh bintik-bintik hujan yang berjatuhan.
Alaska dan Anas itu bagaikan Teluk,sangat berbeda tapi tetap berdampingan menyempurnakan yang lain.
Perbedaan mereka itu yang menjadikan mereka terlihat indah jika bersatu.Kita akan melihat Teluk Alaska versi berbeda di mana butuh perjuangan keras agar mereka dinamai Teluk Alaska.