Rain memandang kepergian dari seorang laki-laki yang berada di sampingnya saat ini dengan helaan nafasnya seketika.
Rai sudah berjalan lebih dulu meninggalkannya di dalam mobil seorang diri membuat laki-laki tersebut yang mengetahuinya pun langsung menghela nafas seketika.
"Apa sebesar itu salah aku?" gumamnya dengan senyum manisnya itu.
Meskipun sebenarnya kedua mata dari Rain tidak bisa dibohongi bahwa gadis tersebut saat ini sedang bersedih karena seorang laki-laki yang menjadi tunangannya saat ini.
Setelah diam beberapa saat di dalam mobil, akhirnya Rain pun keluar sehingga kini gadis tersebut yang langsung berjalan memasuki ruang besar yang berada di hadapannya saat ini dengan hati yang sesak dan dada yang terasa pengap.
"Aku nggak bisa diam aja kaya gini. Aku harus ngomong sama Rai. Iya, bener, aku harus bisa bicara baik-baik sama dia."
