Bara sudah terbiasa makan bersama Pradita yang penuh dengan semangat dan menambah kenikmatan yang tidak bisa dinilai dengan apa pun. Meski hanya makan dengan tempe saja, Pradita bisa menikmatinya seolah ia sedang makan dengan daging iga.
Itulah Pradita, sang gadis yang selalu bersyukur dengan apa yang ia dapatkan dan tidak banyak mengeluh akan hal-hal yang sepele. Bara tidak akan pernah mendapatkan nilai plus seperti itu saat bersama dengan Trian.
Akhirnya, Bara pun membelokkan stirnya dan mengantar Trian untuk makan di restoran. Mereka duduk di pojok yang tidak banyak orang. Trian memesan sup sayuran dan seafood. Ia makan dengan nasi yang sedikit sekali.
Cara makannya persis seperti yang Bara ingat, begitu anggun dan berkelas. Namun, karena terbiasa melihat Pradita yang makannya bersemangat, Bara jadi risih melihatnya.
"Udah belum?" tanya Bara tidak sabar sambil melihat jam tangannya.