Pradita menoleh pada Bara dan menatapnya. Lalu ia mendesah.
"Iya sih. Aku gak bisa bayangin kalau papa aku nikah lagi sama orang lain. Selama ini aku cuman percaya sama papa aku doang. Aku sempet berantem sama mama aku, ya akunya ngejauh gitu. Apalagi sama Kak Alin. Ah udah lah. Aku udah gak pernah ngomong lagi sama dia. Baru aja kemaren-kemaren pas di hotel Semarang, aku teleponan sama mama."
Pradita melipat tangannya di depan dada seperti yang sedang memeluk dirinya sendiri. Bara lantas merangkul bahunya agar Pradita tidak merasa sendirian. Ia bersyukur karena Pradita tidak mendorongnya menjauh. Tampaknya, hubungan mereka jadi semakin membaik.
"Terus gimana? Kamu berantem sama mama kamu?" tanya Bara.
"Tadinya iya. Aku nuduh mama aku upgrade kamar hotel itu, ternyata bukan."
"Astaga!" seru Bara terkejut. "Gara-gara kamar hotel, kamu sampe ngamuk gitu. Duh maafin aku ya, Dit. Lain kali aku gak akan kayak gitu lagi. Maaf ya. Aku gak tau kalau urusannya sampe nyebar ke mana-mana."