Danu jadi merasa semakin bersalah. Ia bertindak cepat dengan mengeluarkan tisu dari tasnya. Lalu ia menyusut darah dari hidung Arini.
"Maafin aku ya, Rin. Aku gak tadi gak sengaja nabrak hidung kamu," ujar Danu sambil menatapnya khawatir.
Mata Arini berkaca-kaca, sepertinya ia sedang menahan tangis. Danu teringat saat di ruang gimnasium, bibir Arini yang berdarah. Sekarang hidungnya yang berdarah. Danu jadi merasa kasihan padanya.
Gadis itu tampak tak sanggup untuk berkata-kata. Jadi, Danu bertanya, "Sebenernya, tadi kamu mau ke mana?"
"Aku mau ke toilet, nyariin kamu soalnya bus-nya udah mau berangkat," ujar Arini pada akhirnya.
Gadis itu mendongak sambil menatap Danu dengan wajahnya yang memelas. Danu jadi teringat saat ia dan Arini dulu berpacaran. Jika ia melihat wajah Arini yang seperti itu, ia pasti akan memeluknya dengan erat.