Semenjak hari itu, Bara jadi sering pergi main bersama Tia. Ia tidak berani untuk menyentuh tubuh gadis itu lagi, kecuali jika gadis itu memaksa. Bara masih tahu diri. Ia tidak akan bersikap lebih dari itu.
Tahun baru berlalu, dan Bara pun harus menghadapi yang namanya PKL. Ia sudah mengajukan diri untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan itu di rumah sakit. Hal itu dikarenakan ia mungkin akan bekerja di perusahaan ayahnya.
Bisa-bisa Bara akan muak melihat kantor itu. Jadi, sebagai pengalaman berharga, ia lebih memilih untuk PKL di rumah sakit. Padahal Bara sama sekali tidak tahu seperti apa suasana kerja di rumah sakit. Ia harap suasana rumah sakit akan menyenangkan.
Untuk ke sekian kalinya, Bara melihat ponselnya. Betapa bodohnya ia karena masih mengharapkan Pradita mengiriminya SMS. Bara sendiri tidak mau mengiriminya SMS terlebih dahulu.