Sore itu, Pradita baru saja selesai praktikum resep. Badannya terasa pegal-pegal. Menurut SMS yang tadi ia baca, Bara akan menjemputnya pulang sekolah.
Pradita berjalan melewati kantin dan kemudian bergerak cepat menuju ke parkiran motor. Bara sudah datang menjemputnya. Ia sedang tersenyum sambil memeluk helm pink milik Pradita.
Sampai sekarang Pradita belum sempat meminta Bara untuk menyingkirkan helm berwarna ngejreng itu dari hadapannya. Ia tidak tega mengatakannya karena Bara sudah terlalu baik mau menjemputnya dan menyediakannya sebuah helm baru meski warnanya 'gak banget'.
"Tumben kamu cepet, Yank," ucap Bara. "Biasanya agak lamaan dikit."
Pradita terkekeh. "Iya. Aku tadi cepet-cepet kerjanya. Aku tuh suka ngantuk kalo ngerjain kapsul. Masukkin obatnya sambil merem-melek. Udah mana kapsulnya nomer 00 lagi. Haduh gede banget tuh kapsul. Kalau gua jadi pasiennya, gua ogah dah minumnya juga. Bisa nyangkut di tenggorokan tuh."