Pradita menuangkan sirup itu ke dalam mangkuk dan mengaduk-aduknya. Aroma pisang susu menguar, bersatu dengan aroma cincau dan nata de coco. Sungguh sangat menyegarkan. Kebetulan sekali udara di luar sangat panas, berbeda dengan udara di Lembang yang dingin.
Bara jadi bersemangat untuk melahap sirup cincau buatan Pradita. Mereka menuang cincau itu ke dalam gelas dan menikmatinya sambil duduk di ruang tamu. Pradita menyetel TV hanya untuk sekadar menghapus keheningan di antara mereka.
Pradita sibuk menyendok cincaunya sambil bergumam tanda nikmat. "Enak ya, Bar."
"Iya, seger banget. Kenapa ya kalau makan apa saja kamu, selalu jadinya tambah enak."
"Ah, masa?"
"Iya, bener. Abis kamu makannya kayak yang enak gitu. Aku kan jadi makin semangat deh," ujar Bara sambil tersenyum sementara mulutnya penuh dengan cincau.
Selesai melahap cincau dan mencuci gelas, waktu pun sudah menunjukkan pukul tiga lewat sepuluh menit.
"Yank, aku pulang dulu ya," kata Bara sambil nyengir.