Bara membuka hoodie-nya di hadapan Pradita. Kaos bagian dalamnya sedikit terangkat sehingga menampilkan perut Bara yang ada roti sobeknya. Astaga, mata Pradita ternodai. Ia langsung melihat ke kiri dan ke kanan, khawatir jika ada adik kelas yang turut menonton adegan tidak senonoh ini.
Akhirnya, setelah Bara menyugar rambutnya dan melipat hoodie itu di tangannya, terlihatlah kaosnya yang bertuliskan soul. Senyum mengembang di bibir Pradita, membuatnya tampak tersipu malu.
Nah kan, lagi-lagi ia bersikap manja seperti itu. Tampaknya, ia akan sulit bersikap preman seperti biasanya jika sedang di hadapan Bara.
"Bagus kan?" ujar Bara sambil menunjuk kausnya.
Pradita mengangguk. "Bagus."
"Kamu juga bagus pake itu, Yank. Keliatan keren."
Pradita terkekeh, lalu ia teringat sesuatu. "Eh, kamu gak salah beli kaos mahal gini? Kata Welas, harga kaosnya tujuh puluh lima ribu. Bener?"
"Iya, emangnya kenapa?"