Bara sungguh terkesima pada pacarnya itu. Baru kali ini Bara main dengan perempuan yang jago bermain bulu tangkis. Selama ini ia hanya tahu Pak Kusnadi dan teman-teman sekolahnya saja yang permainannya bahkan tidak seseru Pradita.
Lagi pula anak kelas dua belas di sekolah Farmasi sudah tidak ada lagi pelajaran olahraga. Pelajaran itu hanya sampai kelas sebelas saja. Setelah kelas dua belas, pelajarannya lebih banyak di kimia dan ilmu resep. Pelajaran Farmakognosi bahkan mengulang lagi pelajaran dari kelas sepuluh.
Bara cukup lelah harus menghafal lagi nama-nama simplisia dari kelas sepuluh. Semuanya berawal dari Rhizoma. Itu adalah pelajaran yang sudah hampir ia lupakan di kelas dua belas. Mau tak mau, ia harus mempelajari semua itu.
Bermain badminton seperti ini membuat Bara menghilangkan stress dan kepenatan bersekolah di sekolah kejuruan Farmasi yang pelajarannya luar biasa memeras otak.