"Iya. Aku emang sempet marahan sama dia, tapi kita udah baekan kok," ucap Pradita dengan suara yang lebih kecil lagi.
Pradita menoleh ke arah Bara tepat saat Bara juga sedang melihatnya. Hal itu membuat Pradita terkejut.
"Eh, Kak aku ke depan dulu ya."
Pradita pun menghampiri Bara sambil menggaruk belakang kepalanya. Bara tersenyum sambil melirik ke arah kakaknya Pradita yang baru saja menghilang ke dalam kamarnya.
"Yank, aku pulang dulu ya," kata Bara. "Udah sore nih. Jangan lupa itu cendolnya, nanti keburu basi."
Pradita mengangguk sambil balas tersenyum. "Oke. Tenang aja, udah dibuka sebentar juga langsung habis."
Setelah berpamitan dengan Pralinka, Bara pun pulang. Selama di perjalanan, ia terus menerus memikirkan tentang ciumannya dengan Pradita. Ia memegang dadanya yang berdebar-debar tak karuan.