Malam itu, tidur Bara gelisah. Ia bermimpi bertemu dengan orang tuanya. Ibunya datang menemuinya dan memeluknya dengan erat sama seperti dulu saat ia masih kecil. Pelukannya terasa begitu nyata.
Bara tersedu-sedu sambil berkata, "Mama, jangan pergi."
Seketika, ingatannya akan masa lalu bercampur di dalam mimpinya.
Waktu itu, ayahnya sedang marah besar karena terjadi masalah pada bisnisnya.
Saat itu, Bara terlalu dekat dengan ayahnya sehingga ia terkena imbasnya. Salahnya sendiri karena meminta tolong pada ayahnya untuk memasangkan mainan robot-robotannya yang lepas. Ayahnya sedang tidak mood sama sekali.
Ayahnya itu marah-marah terus sampai mengambil asbak dari meja dan memukulkannya ke kepalanya hingga ia jatuh ke lantai. Darah mengucur deras hingga membutakan matanya. Bara terkejut bukan main. Ingin rasanya ia menangis, tapi yang keluar dari mulutnya hanyalah teriakan tak tertahan.
