Pradita menarik napas dalam-dalam dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Bara masih menatapnya dengan wajah yang galak, membuat Pradita jadi takut.
"Kaki aku keram," ujar Pradita yang sudah bisa bicara dengan normal.
"Mana yang sakit?!" seru Bara yang langsung memegang kaki Pradita.
Ia memegang kaki Pradita dengan memencet-mencet telapak kaki dan pergelangan kakinya.
"Auw! Auw!" teriak Pradita kesakitan.
Bara mendecak kesal. "Kamu tuh bikin aku kaget aja, tau! Aku lagi diem di pinggir, terus malah denger temen-temen kamu pada teriak-teriak manggilin kamu. Bahaya tau, maen sampe ke tengah gitu!"
Bara mengulang kata "bahaya" sampai entah berapa kali. Pradita jadi merasa seperti anak kecil yang sedang dimarahi oleh ayahnya. Air matanya masih sesekali menetes di wajahnya, bercampur dengan air laut yang asin.