Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

I'm not Wiseman. I'm just an Adventurer Who wants to Travel the World

Schuberg
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.2k
Views
Synopsis
Bercerita tentang pemuda bernama Satoru Mishima yang berusia 27 tahun yang memiliki keingian berkeliling dunia. Akan tetapi dia meninggal karena tindakan heroiknya menyelamatkan seorang gadis kecil. Saat mengira hidupnya sudah berakhir, dia bertemu dengan dewi dan Dewi tersebut memberikan dia kesempatan untuk hidup lagi didunia lain. Akankah dia bisa mewujudkan keinginannya yang belum diterwujudkan itu didunia lain?
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Kesempatan

[Haaa....]

Aku duduk dibangku disebuah taman yang tidak jauh dari tempat kerjaku sambil mengehela nafas meratapi hidupku yang terasa bosan.

Sambil menatap langit aku menghabiskan makanan dan minuman yang ada ditanganku.

Ongomong-ngomong sekarang aku tidak lagi bolos kerja, aku sedang mengambil jam istirahat kerjaku.

[Haaa... Aku sangat bosan]

Hidupku terasa bosan dan hambar.

Namaku Satoru Mishima, Seorang pria berambut hitam dengan wajah yang biasa-biasa saja. 27 tahun dan seseorang yang berkerja diperusahaan elektronik. Ngomong-ngomong aku Insinyur Mechanical Engineering disalah satu Universitas ternama.

Lalu aku melihat jam tanganku yang menunjukan jam 12.40, itu berarti jam istirahatku 20 menit lagi akan segera berakhir.

Sebelum kembali kekantor aku melamun sambil memikirkan apa yang akan aku lakukan dimasa depan. Karena aku merasa bosan dengan aktifitas yang kujalani sekarang ini.

Hidup yang kujalani sekarang ini penuh tekanan. Aku hidup seorang diri karena sejak aku disekolah menengah atas aku sudah menjadi seorang yatim piatu, orang tuaku mengalami kecelakan mobil saat pulang dari liburan pernihakan mereka.

Sejak saat itu aku dirawat kerabat dari ibuku. Mereka merawatku dengan kasih sayang, mereka sudah meganggap aku sebagai putranya sendiri.

Tapi saat aku lulus sekolah menengah atas, aku bilang kemereka kalau aku akan merantau kekota besar untuk kuliah dan kerja part-time sehingga aku tidak akan merepotkan mereka lagi. Lalu mereka menyutujuinya.

Hidupku yang sekarang benar-benar bosan dan menyiksa karena tuntutan perkerjaan, yang dimana berkerja lebih dari 12 jam belum terhitung lembur dengan upah minimum dan juga mendapat tekanan dari atasan dan senior tempat aku bekerja, karena terlalu sibuk kerja aku tidak sempat mencari pacar.

[Haaa... Aku ingin keluar dari perkerjaanku dan ingin hidup bebas sambil berkeliling dunia] (Satoru)

Sambil bergumam aku bangun dari kursi dan berjalan kembali menuju kantor.

Sambil berjalan menuju kantor aku terus melamun sambil memikirkan apa yang akan aku lakukan dimasa depan.

[Awasss....!!!]

Aku tersentak ketika seseorang beteriak kearah tengah jalan, aku melihat gadis kecil menyebrang jalan sendirian karena balon yang dipegangnya terbawa angin, sedangkan diarah berlawanan ada mobil yang sedang melaju kencang.

Karena aku yang paling dekat dengan gadis kecil itu, secara refleks aku berlari menyelamatkan gadis kecil itu, sesaat aku mencapai tempat gadis kecil itu tapi karena mobilnya melaju terlalu kencang dan tidak sempat kembali kepinggir jalan aku langsung menggendong gadis kecil itu dan melemparnya ke pinggir jalan dan kecelakaan pun tak terhindarkan.

Aku terhempas beberapa meter dan yang kurasakan saat ini rasa sakit yang luar biasa diseluruh tubuhku.

Tak lama kemudian banyak orang yang mengelilingiku mencoba menolong. Aku mencoba menggerakan kepalaku tapi tidak bisa, lalu mataku melirik kearah gadis kecil itu untuk memastikan apakah dia selamat atau tidak, dan ketika dia melihat gadis itu baik-baik saja karena telah ditolong orang lain.

Akupun bersyukur gadis kecil itu baik-baik saja sambil bergumam kecil

[Setidaknya diakhir hidupku aku bisa berguna dan aku tidak meyesalinya] (Satoru)

Aku merasakan tubuhku semakin dingin dan kesadaranku mulai memudar dan sebelum kesadaranku sepenuhnya hilang aku berbicara dalam hati "akhirnya aku akan menyusulmu, ibu ayah" sambil meneteskan air mata. Dan kesadaranku pun menghilang.

***

[Satoru ... Satoru ... Satoru] (???)

Aku mendengar seperti ada yang memanggil namaku, aku membuka perlahan mataku. Aku melihat taman dengan hamparan bunga yang begitu indah sehingga sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Aku masih bingung dengan pemandangan didepan mataku, ingatan terakhir yang kuingat adalah aku tertabrak mobil dan meninggal karena menyelamatkan gadis kecil.

[Apakah aku sudah berada disurga?] (Satoru)

Gumamku perlahan.

[Satoru...] (???)

Karena masih merasa takjub dengan pemandangan yang terhampar didepanku, aku lupa kalau ada orang yang terus memanggil namaku dan aku langsung mencari sumber suara orang yang memanggil namaku.

Aku menoleh kebelakang dan melihat ada sosok wanita cantik berkulit putih cerah dan berambut hijau panjang yang terurai indah bahkan lebih indah dari pemandang hamparan bunga yang ada disekitarku, ditambah aksesoris dikepala seperti mahkota dan pakaiannya seperti gaun yang serba putih yang sangat cocok dengan warna rambutnya yang berwarna hijau.

"Aku benar-benar sudah ada disurga" pikirku tanpa mengalihkan tatapan mataku ke wanita yang sekarang ada didepanku.

Wanita didepanku tersenyum dan berkata

[Namamu Satoru kan?] (???)

[Ahh, iya...] (Satoru)

Masih dalam keadaan bingung aku langsung berdiri dan mengangguk atas pertanyaan wanita tersebut.

[Aku tau kamu masih bingung dengan apa yang ada disekitarmu saat ini, tapi sebelum aku menjelaskan semuanya aku akan memperkenalkan diriku dulu untuk saat ini. Namaku adalah Arthenia, aku adalah salah satu dewi yang ditinggal disini] (Arthenia)

[Dewi!? Itu berarti aku sekarang benar-benar berada disurga] (Satoru)

Tanpa sadar aku mengeluarkan kata-kata itu dengan suara pelan, Tetapi Dewi Arthenia tersenyum dan berkata

[Kamu bukan berada disurga] (Arthenia)

Dengan pernyataan dewi Arthenia aku tambah bingung, Lalu Dewi Arthenia melanjutkan kata-katanya

[Disini adalah dunia tempat aku tinggal, bisa dibilang ini adalah dunia dewa] (Arthenia)

"Bukan disurga? Dunia dewa?" Aku mencoba memproses informasi yang kuterima saat ini, Lalu bertanya kepada Dewi tersebut

[Kalau bukan berada disurga, Lalu apa yang aku lakukan didunia dewa?] (Satoru)

[Aku memanggil jiwamu kedunia dewa karena aku melihat apa yang kamu lakukan diduniamu sebelumnya] (Arthenia)

Didunia aku sebelumnya? Hal apa yang aku lakukan sehingga jiwaku dipanggil dewi ini?

[Apakah anda membicarakan tentang aku menyelamatkan seorang gadis yang hampir tertabrak mobil?] (Satoru)

[Tepat sekali] (Arthenia)

[Aku pikir itu hal yang biasa yang akan dilakukan setiap orang] (Satoru)

[Kamu salah. Tidak semua orang punya keberanian dan kebijaksanaan untuk mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan orang, apalagi menyelamatkan orang yang tidak kamu kenal] (Arthenia)

Aku pikir apa yang dibicarakan Dewi ini ada benarnya.

[Lalu kalau aku boleh bertanya. apa yang diinginkan Dewi Arthenia dari diriku sampai-sampai anda memanggil jiwa saya ke dunia dewa?] (Satoru)

[Aku ingin memberimu hadiah] Arthenia

[Hadiah??] (Satoru)

[Ya benar hadiah. Aku akan memberimu hadiah yaitu kesempatan untuk hidup untuk kedua kalinya] (Arthenia)

[Hidup untuk kedua kalinya? Maksudmu aku akan berenkarnasi?] (Satoru)

[Bisa dibilang begitu] (Arthenia)

[Tapi aku sudah tidak punya minat lagi untuk hidup] (Satoru)

Itu benar aku sudah tidak punya keingian hidup lagi, karena apa yang aku jalani dikehidupanku yang sebelumnya kebayakan adalah hidup yang penuh tekanan. Hal yang menyenangkan yang bisa aku ingat adalah ketika orang tuaku masih hidup.

[Maaf... Tapi aku harus me-...] (Satoru)

[Tunggu sebentar!] (Arthenia)

Seolah tahu pilihan apa yang akan aku ambil, Dewi Arthenia memotong apa yang akan aku bicarakan.

[Dunia yang akan kau tinggali nanti bukan duniamu yang dulu] (Arthenia)

[Apa maksud anda? Apakah aku tidak akan di reinkarnasi ke bumi?] (Satoru)

[Benar sekali. Dunia yang akan kau tinggali berbeda dengan dunia yang kau tinggali dulu, Dunia yang akan kau tinggali adalah dunia yang penuh sihir] (Arthenia)

Aku merasa takjub dengan apa kata-kata yang keluar dari Dewi ini.

Aku merenungkan hadiah yang akan diberikan Dewi Arthenia kepadaku, Lalu bertanya kepada Dewi itu.

[Kalau dunia yang akan kutinggali penuh dengan sihir, apakah itu berarti dunia itu juga penuh dengan monster?] (Satoru)

[Aku tidak memungkirinya. Dunia yang akan kau tinggali memang penuh dengan monster] (Arthenia)

"Sudah kuduga, bukankah kalau aku tinggal didunia itu hidupku akan selalu dikelilingi teror dari monster itu, tapi apa yang ditawarkan dewi Arthenia adalah apa yang diinginkan hampir seluruh orang yang pernah membaca novel, anime dan manga yang bergenre fantasi", sambil memikirkan apa yang akan aku pilih Dewi Arthenia tiba-tiba berbicara.

[Satoru.. kamu tidak perlu khawatir dengan kamu akan mati dengan mudah didunia itu] (Arthenia)

Dewi ini benar-benar membaca pikiranku.

[Sebelum jiwamu aku pindahkan kedunia itu aku akan memberikanmu kemudahan untuk hidup didunia itu] (Arthenia)

[Kemudahan? Kemudahan apa yang anda maksud?] (Satoru)

[Aku tidak bisa memberitahukannya sekarang sebelum kamu memilih apakah ada ingin hidup didunia itu atau tidak] (Arthenia)

[Aku minta maaf sebelumnya kalau aku menanyakan sesuatu kurang sopan, anda tidak merencankan sesuatu yang anehkan seperti menjadikanku pahlawan di dunia itu?] (Satoru)

Sambil tersenyum dewi Arthenia menjawab,

[Tentu saja tidak, aku hanya ingin kamu hidup seperti yang kamu inginkan disana, yang menentukan seorang pahlawan atau tidak didunia itu adalah dirimu sendiri yang memilih jalan hidupmu] (Arthenia)

[Baiklah aku akan menerima itu sebagai tawaran bukan hadiah] (Satoru)

Tidak ada salahnya hidup untuk kedua kalinya didunia berbeda, pikirku.

Dewi itu tersenyum dan berkata

[Kalau begitu mendekatlah] (Arthenia)

Lalu aku melangkah mendekati Dewi itu, kemudian Dewi itu meletakkan tangan kanannya ke kepalaku.

Entah kenapa kepalaku terasa panas dan berat. Seperti ada informasi yang tidak aku ketahui memaksa masuk ke otakku.

Setelah beberapa menit dewi Arthenia melepaskan tangannya dari kepalaku dan berkata

[Apakah kamu tidak apa-apa?] (Arthenia)

[Haa..Haa..haa aku tidak apa-apa] (Satoru)

Sambil terengah-engah aku menjawab Dewi Arthenia.

"Aku tidak tahu kalau dalam sosok jiwa sekali pun akan bisa merasakan sakit kepala".

[Apa yang anda lakukan kepada aku?] (Satoru)

Dewi Arthenia tertawa kecil sebelum menjawab.

[Aku hanya sedikit membagi berkahku kepadamu] (Arthenia)

[Bagaimana aku tahu kalau aku diberi berkah?] (Satoru)

[Kau bisa melihatnya ketika kau berada didunia itu, ketika kau berada disana ucapkan saja ] (Arthenia)

[Baiklah, aku akan mencobanya nanti] (Satoru)

[Apakah ada yang ingin kamu tanyakan lagi?] (Arthenia)

[Aku pikir tidak ada lagi] (Satoru)

[Kalau begitu.....] (Arthenia)

Dewi Arthenia menjentikkan jarinya lalu tubuhku mulai diselimuti cahaya, perlahan tubuhku memudar. Tapi ada yang kulupakan. Sambil sedikit terburu-buru aku berbicara dengan dewi Arthenia.

[Tunggu sebentar.. apakah aku bisa berbicara denganmu lagi?] (Satoru)

Lalu Dewi Arthenia tersenyum kecil lalu berbicara pelan.

[Mungkin.... Dan gunakanlah kekuatan itu dengan bijaksana] (Arthenia)

Dewi Arthenia tersenyum lebih cerah dari sebelumnya. Lalu aku menghilang seutuhnya dan petualangan ku didunia lain dimulai.