Dipagi yang cerah aku bangun dari tidurku dan duduk diatas kasur "aaaaghh..." tiba-tiba aku merasakan sakit kepala yang ekstrem. Ingatanku dari kehidupanku sebelumnya kembali.
Ketika aku sedang menahan rasa sakit kepala sambil memegang kepala dengan kedua tanganku. aku mendengar suara orang sedang berlari kearahku. Ya dia adalah ibuku didunia ini yang dengan panik membuka pintu dan menghampiriku.
[Eraz apa yang terjadi padamu!? apa kau tidak apa-apa!?] (Lisa)
Aku didunia ini bernama Eraz yang mempunyai warna rambut yang berwarna merah, aku sekarang berumur 7 tahun.
[Aku tidak apa-apa ibu. aku hanya sedikit sakit kepala] (Eraz)
[Sedikit katamu!? kalau sedikit tidak akan sampai berteriak sambil memegang kepala!] (Lisa)
Namanya adalah Lisa, dia adalah ibuku didunia ini. Dia sangat cantik untuk wanita berumur 32 tahun, dia juga memiliki rambut berwarna merah yang panjangnya sebahu dan bagian ujungnya diikat dan bagian belakangnya diletakkan didepan bahu, aku mendapat rambut merah ini karena genetik dari ibuku. Dia sangat menyayangiku dan juga adik perempuan ku yang sekarang berumur 3 tahun yang bernama Tilia.
Aku pernah bertanya kepada orang tuaku kenapa keluarga kami tidak memiliki nama belakang, tapi ibu menjawab "Karena kita cuma orang biasa, Orang-orang yang memiliki nama belakang hanya keluarga kerajaan, bangsawan dan pedagang kaya.
[Sungguh bu, Aku tidak apa-apa. Aku hanya sedikit sakit kepala] (Eraz)
aku mencoba meyakinkan ibuku sambil tersenyum masam.
Mata Coklat ibuku menatapku dengan curiga, lalu dia mendekatiku dan memelukku lalu berkata,
[Baiklah kalau kamu tidak apa-apa. Tapi kalau kamu merasa sakit lagi atau apapun itu jangan menyimpannya sendiri, ibu sangat khawatir] (Lisa)
"Perasaan hangat ini, sudah lama aku tidak merasakannya. Perasaan kasih sayang orang tua". Lalu aku memeluk ibuku juga.
[Maaf bu.... maaf membuatmu khawatir] (Eraz)
Aku mengintip keluar kamar, karena pintu terbuka. "Aku tidak melihat Ayahku?" biasanya dia juga akan berbegas kalau aku juga terjadi apa-apa. Mungkin dia sudah pergi berburu.
Kami hanya tinggal disebuah desa yang kecil, jadi bahan makanan seperti daging kami harus mencarinya sendiri, kecuali untuk bumbu makanan kami menunggu pedagang yang melintas. itu pun barang-barang yang dijual cukup mahal.
lalu ibuku berdiri.
[Kalau begitu ibu akan kembali kedapur, ibu akan melanjutkan memasak. Dan Eraz kamu sebaiknya beristirahat saja lagi] (Lisa)
[Baik bu] (Eraz)
Aku kembali berbaring dikasur dan ibuku kembali kedapur.
Kemudian aku mikirkan apa yang akan aku lakukan selanjutnya karena ingatanku sudah kembali sambil menatap atap-atap kamar.
Aku ingat apa yang berkah yang diberikan padaku oleh Dewi Arthenia dan aku ingat apa yang dikatakannya kalau ingin melihat apakah aku diberi berkah atau tidak katakan saja
[
Tanpa menunggu lagi aku langsung mengucapkan
Tiba-tiba papan Hologram muncul didepan mataku.
[hoo... benar-benar mirip seperti game RPG] (Eraz)
Aku tanpa sadar mengeluarkan suara takjub dan lalu melihat apa yang ada dipapan hologram itu.
___________________
Name : Eraz
Level : 1
Mana : 10.000
STR : 250
AGI : 250
INT : 1000
Magic Attack : 2000
Physical Attack : 500
Physic
Title
- Wiseman Candidate (Calon Sage)
Special Ability
- Analyze (Active)
- Manipulate (Active)
- Space and Time (Active)
- Divine Power (Active)
____________________
Aku tertegun melihat status yang ada didepan mataku.
"Calon Sage!? apa-apaan ini!?" aku masih berumur 7 tahun dan aku sudah memiliki Title Calon Sage, aku berharap Dewi Arthenia memberiku berkah hanya sebagai penyihir biasa. Tapi apa yang ada didepanku berbeda apa yang aku pikirkan dan juga apa yang maksud dari skill
(Kriuk ... kriuk ...) sfx kelaparan
"Karena terlalu banyak berpikir aku jadi kelaparan" aku bangun dari tempat tidurku dan berjalan menuju pintu keluar. Rumah kami tidak terlalu besar jadi sewaktu keluar kamar, disana aku melihat ibuku sedang menyiapkan piring untuk sarapan pagi dimeja makan. aku langsung menhampirinya dan membantu menata piring dimeja.
[Apa kau sudah lebih baik Eraz?] (Lisa)
[Tentu bu! aku lebih baik setelah ibu memelukku] (Eraz)
aku mengatakannya sambil tersenyum. Lalu ibuku tersenyum balik kepadaku.
[Kalau begitu duduklah ibu akan membawa makanannya] (Lisa)
aku dengan patuh duduk dikursi, lalu ibu memasukan sup daging Horned Rabbit dan roti yang cukup keras kedalam piringku. Supnya hanya dibumbui dengan garam, karena rempah seperti lada cukup mahal. lain kali mungkin aku akan mengajari ibuku resep yang aku ingat dikehidupanku yang dulu, tapi sebelum itu aku harus mencari rempah dihutan terlebih dahulu.
aku dan ibuku menghabiskan makanan yang ada dipiring tanpa ada yang tersisa.
setelah makan aku berbicara dengan ibuku.
[bu.. aku ingin menanyakan sesuatu] (Eraz)
[Ingin bertanya apa? tidak biasanya kamu ingin bertanya kepada ibu, apalagi dengan ekspresi seserius itu] (Lisa)
ibuku menjawab sambil memberi makan adikku Tilia yang masih berumur 3 tahun.
[ini hanya pertanyaan biasa sih. Apa ibu tahu tentang Sage?] (Eraz)
[Jika ibu ingat-ingat dengan buku yang ibu baca dulu. Sage itu adalah orang yang pernah menyatukan berbagai ras di seluruh Amalthea] (Lisa)
"Amalthea" itu adalah sebutan untuk seperti nama planet yang kutinggali sekarang. Rotasi dan Revolusiya pun sama yaitu memiliki waktu 24 jam dan 30 hari dalam satu bulan dan satu tahun sekitar 365 hari. Dan juga memiliki 4 musim berbeda, musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. ngomong sekarang sedang awal musim panas sekitar dibulan juli.
[Menurut dongeng sage juga kemampuan sihir diatas rata-rata dan memiliki sihir kuno yang hilang sampai sekarang. Ya cuma itu yang ibu tahu karena itu cuma dongeng, bisa jadi itu cuma mitos yang diceritakan orang tua kepada anak-anaknya sebelum tidur] (Lisa)
[Oh... ternyata cuma Dongeng] (Eraz)
"Dan dongeng itu segera akan menjadi kenyataan dalam beberapa tahun kedepan" pikirku.
Aku harus mencari cara menghilangkan title yang menempel ini.
Aku ingat apa yang dikatakan Dewi Arthenia kepadaku "Yang menentukan seorang pahlawan atau tidak didunia itu adalah dirimu sendiri yang memilih jalan hidupmu". Itu berarti aku Masih bisa menentukan aku harus menjadi sage atau tidak.
[Mengapa kamu tiba-tiba bertanya tentang sage Eraz? Apakah kamu mau ibu membacakan dongeng itu sebelum kamu tidur?] (Lisa)
kata ibuku sambil menggoda aku dengan kata-katanya.
[A..Aku tidak mau, karena aku sudah besar] (Eraz)
Lalu pipiku memerah dan aku menolaknya dengan tegas. Aku memang masih 7 tahun secara fisik, tapi aku memiliki mental sebagai orang dewasa yang berusia 27 tahun.
Ibuku hanya tertawa kecil sambil menutupi mulutnya dengan tangan kanannya.
Setelah pertukaran kata-kata itu aku kembali bertanya.
[Apa ibu bisa menggunakan sihir?] (Eraz)
[Iya, ibu bisa walaupun hanya sihir tingkat rendah] (Lisa)
[Apa ibu bisa mengajariku sihir?] (Eraz)
[Tidak] (Lisa)
ibuku menolak dengan tegas tapi masih tetap tersenyum.