Chereads / Mendung / Chapter 5 - Bosan

Chapter 5 - Bosan

" Rendi, tunggu"

Aku segera berlari mengejarnya dan menarik tangannya, tapi balasan yang kudapat malah terlihat menyakitkan. Rendi membuang muka dariku dan berjalan meninggalkanku tanpa perasaan bersalah sedikitpun.

" Ren kalo aku salah bilang apa susahnya sih" ucapku

Rendi berbalik badan ke arahku, dia hanya menatap wajahku dan sedikit membalas ucapanku, " Aku yang salah" ucapnya.

Kedua mataku tampak berkaca-kaca, aku sedikit ragu dengan perasaannya, apakah dia masih menyimpan rasa ataukah malah sebaliknya sudah hilang rasa.

Rendi mengusap air mataku dengan lembut, aku masih bisa merasakannya bahwa rendi masih sangat mencintaiku, tapi ada hal apa yang membuat dia sedikit berubah.

" Ren kalo bosen bilang jangan begini" ucapku

Rendi tetap membisu, sepertinya dia bingung dengan perasaannya. Di sisi lain aku juga tak ingin jika hubungan kami seperti ini, aku merasakan bertahan di ujung tebing yang sangat mematikan jika terus bertahan, tapi jika memutuskan untuk pergi, jujur aku belum siap.

" Rendi jawab" ucapku sambil menahan tangisan

" Aku bingung rai"

" Bingung kenapa? "tanyaku

" Aku bingung sama perasaanku sendiri"

" Beri aku waktu rai" sambungnya

Aku hanya tersenyum kecil mendengar jawabannya, oh seperti itu perasaannya terhadapku berarti dia tak benar-benar mencintaiku.

Lantas aku meninggalkannya seorang diri dengan kedua mata yang terlihat sangat sembab. Tatapanku sangat kosong, ranti sangat khawatir melihat kondisiku seperti ini.

" Rai kamu kenapa? "

" Masalah rendi" sambungnya

Aku tersenyum dan hanya menggelengkan kepala padanya, aku tak ingin ranti membenci rendi apalagi rendi adalah pasanganku.

" Rai kamu tuh pintar tapi kenapa kamu bisa bego untuk urusan cinta" ucap ranti

" Rai kamu sadar rendi bukan yang terbaik"

" Rai kamu harus bisa lepasin rendi"

Aku langsung geram terhadap semua omongan yang diucapkan ranti, walaupun rendi sering melakukan aku tanpa perasaan, tapi aku tak bisa mendengar ada orang lain yang berusaha menjelekkannya.

" Ran stop, ini bukan masalah rendi" ucapku

" Sampai kapan kamu menutupi semua perlakuan jahat rendi"

" Aku cape ngomong sama kamu" ucapku sambil meninggalkannya

Aku segera meraih tas yang berada di bangku kelasku, aku beranjak pulang niatku satu yaitu aku akan membuat makanan istimewa untuk rendi.

Aku tahu, rendi bosan dengan aku gara-gara semua perlakuan aku yang terlalu cuek padanya dan sekarang waktunya aku harus membuat dia kembali merasakan cinta seperti saat kita pertama kenal.

Aku harus berjuang untuk hubungan ini, aku tahu rendi masih sangat mencintaiku hanya saja rasa bosan dan jenuh sedang menghampirinya.

Tak apa jika harus disebut bego ataupun bodoh untuk urusan cinta, mereka sama sekali tak tahu apa artinya cinta makanya banyak orang yang malah menyepelekannya.

Aku segera melemparkan tas ke atas sofa dan segera berlari menuju dapur, pertama aku langsung menyiapkan semua bahan masakan yang akan aku buat.

Saat itu aku membuatkan nasi goreng untuknya, memang sangat sederhana tapi dia sangat menyukainya. Pertama kali kami berjumpa aku masih ingat dia sangat senang jika aku buatkan masakan nasi goreng untuknya, pasti kali ini juga sama dia sangat senang mendapatkan kejutan ini.

Jujur yah aku paling benci jika harus berurusan dengan bawang merah karena kedua mataku sangat sensitif jika mencium bau bawang merah.

Semua bahan utama telah aku masukan ke dalam kuali panas yang berisikan sedikit minyak goreng, aku biarkan sebentar sampai semua bahan utama benar-benar matang, setelah itu aku masukan telur dan aku aduk hingga merata dan semangkuk nasi langsung aku masukkan ke dalam kuali yang berisikan semua bahan-bahan utama.

Wanginya sudah tercium, sepertinya rasanya bisa membuat rendi tergila-gila padaku. Katanya aku mendengar sebuah masakan juga bisa membuat seseorang jatuh hati, aku sedikit mencobanya kali saja perasaan bosan itu bisa menghilang.

Setelah masakannya selesai aku segera berlari menuju kamar untuk mengganti pakaian, aku menggunakan pakaian yang dia sangat sukai.

Ada salah satu pakaian yang dia sangat sukai, katanya aku terlihat cantik jika memakai pakaian itu. Aku langsung kembali lagi menuju ruangan makan untuk mengambil makanan yang tadi sudah aku masak.

" Rai mau kemana? " tanya bunda

Astaga, aku sedikit kaget melihat kehadiran bunda. Sepertinya bunda tahu jika aku akan pergi menemui rendi dan sangat terlihat tidak senang melihatnya.

" Mau ke rumah rendi? " tanya bunda

Aku hanya terdiam, entah kenapa bunda sekarang terlihat sangat dingin jika membahas tentang rendi.

" Iyah bun" ucapku dengan malu

" Mau apa? " tanya bunda

" Rai udah masakin nasi goreng buat rendi"

" Terserah rai aja" ucap bunda

" Ko bunda gitu sih" ucapku

" Kalo bunda bilang juga rai gak akan dengerin bunda kan"

" Ya udah itu terserah rai aja" sambung bunda

Aku langsung berpamitan ke bunda walaupun wajahnya terlihat sangat muram ketika bunda mendengar nama rendi. Aku segera berlari mencari taksi, takutnya rendi tak ada di rumah jika aku terlalu sore menemuinya.

Untung saja tak lama taksi segera menghampiriku, aku segera menaikinya. Di perjalanan aku sedikit berkhayal ketika kita pertama bertemu dan saat itu aku menyuapinya dengan masakanku dan ternyata katanya masakanku itu keasinan, tapi anehnya dia terus menyantapnya sampai habis.

Sungguh indah jika dibayangkan saat kita pertama berjumpa, entah hal apa yang membuat dia bisa merasakan perasaan bosan dan jenuh terhadap hubungan ini, mungkin aku tak semenarik dulu lagi atau wajahku sekarang tak secantik dulu lagi.

Tak terasa tempat tujuanku sudah sampai, aku segera turun dari taksi yang sempat aku tumpangi. Aku berjalan masuk ke dalam rumah rendi dengan percaya diri bahwa rendi akan menyambutku dengan baik.

TOKKK TOKKKK

Tak lama seseorang membukakan pintu untukku dan ternyata itu rendi, aku segera tersenyum ke arahnya tapi balasannya hampir sama seperti saat kita bertemu di sekolah.

Dia terlihat sangat tak senang melihat kedatanganku, rendi juga sama sekali tak ada ucapan untuk mempersilahkanku masuk ke dalam rumahnya.

Aku segera masuk walaupun tanpa di persilahkan masuk olehnya, dia melanjutkan menonton acara kesukaannya sedangkan kehadiranku malah diabaikan olehnya.

" Ren" ucapku dengan lembut

Rendi sama sekali tak menjawab ucapanku, aku menyentuh tangannya secara perlahan baru dia membalikkan wajahnya kepadaku.

" Apa rai" jawabnya

" Aku bawa makanan buat kamu" ucapku

" Aku udah makan rai"

" Tapi ini masakan istimewa buat kamu, makan yah"

" Rai aku bilang aku udah makan"

" Kamu masih bosen sama aku? " tanyaku

Rendi tiba-tiba saja mematikan televisinya dan beranjak pergi sambil mengusirku, " Aku mau tidur lebih baik kamu pulang" ucapnya.

" Tapi ren"

" Ya udah aku bakal pulang, tapi entar kamu makan yah masakan aku"

Rendi tak menjawab semua ucapanku malah dia pergi ke kamarnya dan meninggalkan aku seorang diri, aku hanya mendengus pelan sambil menaruh masakanku di atas meja berharap rendi akan memakannya.