"Kamu cantik sekali."
"Benar sekali, riasan ini membuat dirimu yang cantik semakin mirip seperti seorang putri. Pasti suami mu akan sangat terpukau dengan penampilan mu nanti."
"Astaga, dari sekian banyak mempelai wanita yang aku temui dan aku rias, kau lah gadis yang sangat menawan. Aku jadi bangga sekaligus terpukau menjadi penata riasnya."
Begitu banyak sekali pujian dilayangkan kepada Leony, gadis yang sudah pada dasarnya sudah cantik itu semakin cantik saat riasan melapisi wajahnya tersebut.
Leony sibuk dengan rasa sedihnya. Tak ada sama sekali perasaan bahagia dan tersanjung yang menghampiri hatinya tatkala segala pujian itu ditorehkan kepadanya.
Leony berharap semua ini hanyalah mimpi buruknya belaka.
"Astaga, Leony-San jangan menangis begitu. Nanti make up nya luntur."