Shouki melepaskan pegangannya pada tengkuk Leony, ia rasa Leony sudah selesai dengan rasa mual nya.
Namun sedetik kemudian, Shouki dikagetkan dengan perubahan raut wajah Leony yang begitu drastis. Yang mulanya tersenyum lebar dengan mata terpejam merasakan nyaman yang menjalar di perut dan tenggorokannya, berubah menjadi wajah yang tegang mencekam, sorot matanya bisa saja menembus kepala Shouki saking tajamnya tatapan tersebut.
"Kenapa berhenti?"
Dua kata, tidak panjang, namun terdengar begitu dingin. Seperti malaikat maut yang sedang bertanya pada manusia.
"Aku kira kau ingin membenarkan posisi tubuhmu, jadi aku melepaskan tangan ku dari tengkuk mu," jawab Shouki ragu-ragu. Ia harap Leony tidak mengamuk sekarang. Sebab tak pernah Leony mengeluarkan ekspresi wajah yang sangat mencekam seperti itu.
"Lanjutkan," perintah Leony. Suaranya terdengar rendah, namun penuh penekanan.