"Kenapa kau mengikuti aku?! pergi sana! urusi calon istrimu sendiri!"
"Ck, Leony tetaplah kekasihku apa pun keadaannya! aku akan tetap memperhatikan dirinya!"
"Sudah sudah! tolong jangan bertengkar di sini! ini adalah rumah sakit!" seru seorang suster yang membantu membawa Leony ke ruangan instalasi gawat darurat.
Shouki dan Abare terdiam, benar apa yang dikatakan oleh suster itu. Mereka seharusnya lebih fokus pada keadaan Leony daripada berebut dalam keadaan seperti ini. Setidaknya berusaha meredam amarah masing-masing untuk sejenak.
Setelah masuk ke dalam ruang instalasi gawat darurat untuk ditangani, Leony baru sadar setelah 30 menit pingsan. Dia pun diberi oksigen untuk menunjang pernafasannya yang melemah.
Abare dan Shouki berada di samping ranjang pasien yang menjadi tempat Leony berbaring. Manik mata cokelat itu amatlah ditunggu untuk terbuka oleh Abare dan Shouki.
"Leony," panggil Shouki dengan lembut, tangannya menggenggam lembut tangan Leony.