Abare duduk menunggu di luar ruang pemeriksaan, ia memainkan jemarinya untuk mengusir rasa cemas dan penasaran. Ia melirik ke arah jam yang terus menerus menunjukkan angka setiap detik. Sudah 15 menit setelah ia membawa seorang gadis yang jatuh pingsan itu ke klinik.
"Kenapa si kembaran mochi bodoh itu bisa pingsan? dia itu bukan tipikal gadis yang lemah, kalau sampai dia pingsan begitu... berarti ada sesuatu yang memang mengkhawatirkan," ucap Abare penasaran. Dia menarik nafas pendek di antara raut wajah seriusnya.
Sesekali ia duduk tegak kembali. Ia pandangi ruangan tempat gadis itu dirawat. Masih belum ada tanda-tanda kalau dokter itu akan keluar dari sana.
"Apa Oji-san sudah tahu? tapi nampaknya beliau tidak tahu. Aku harus mengabari beliau tentang ini," ucap Abare. Ia ambil ponsel yang berada di dalam kantong jaketnya lalu mengetikkan sebuah pesan di ponsel tersebut.