"Nak, badanmu panas sekali," ucap Ying. Tangannya ia tempelkan ke dahi Leony guna mengetahui suhu tubuh Leony secara sederhana. "Ayo berobat ke klinik, Okaa-san antar kamu ke sana."
"Aku tidak mau." Leony menjawab dengan hambar. Tak selera sama sekali ia untuk melakukan apapun. Rasanya ia begitu hancur, rasanya ia tak punya semangat sama sekali. Bahkan hanya untuk bernafas sekali pun.
"Nak, kalau tidak diobati, demam mu akan semakin tinggi. Bahkan kau menggigil sekarang," bujuk Ying dengan raut cemas. Ia tahu keadaan anaknya ini bukan hanya sekedar sakit fisik. Namun tertekan dan depresi.
"Sakitnya tidak akan sembuh. Walau pun Okaa-san membawa ku untuk berobat kemana pun," ucap Leony lirih. Leony kembali terisak dan meringkuk di bawah selimut yang menutupi tubuhnya sekarang.