"Abare, kau mau membawa ku kemana?"
"Ke hotel cinta."
"Kau mau aku tendang?"
"Tendang saja, aku akan menahan kaki dan tubuhmu nanti. Oh ayolah, jangan cemberut begitu. Aku hanya bercanda dasar mochi bodoh."
"Tapi kenapa arah jalan kita ini menuju hotel cinta?"
"Sejak kapan kau tahu kalau jalan ini juga jalan menuju hotel cinta?"
"Sejak aku melihat bangunan hotel itu di ujung jalan sana."
Abare mengernyit, ia kemudian memutar kepalanya ke arah yang ditunjuk oleh Leony. Benar sekali, ada hotel cinta di ujung jalan tempat mereka berjalan. Tapi Abare hanya mengangkat bahu tak peduli, karena ia memang tak punya tujuan untuk membawa gadis menggemaskan di sampingnya ini ke hotel itu.
"Ah sudahlah! aku memang tak punya niatan untuk membawa mu ke situ. Lebih baik kita lanjutkan perjalanan kita. Ada sebuah kafe baru yang ingin aku tunjukkan padamu," ucap Abare dengan santai. Senyum terbaiknya ia kerahkan dan tangan Leony sudah berada di gandengannya.