Diam. Tak ada yang membuka topik pembicaraan. Miuri dan Hiyoshi sama-sama tak tahu harus memulainya bagaimana. Rasa canggung menjadi penopang utama dari dinding penghalang di antara dua orang yang pernah saling mencintai itu.
Atau mungkin mereka masih saling mencintai?
"Maaf Miuri." Kali ini Hiyoshi lagi yang memulai percakapan. "Tapi aku juga tahu, maaf darimu takkan pernah ada untukku. Tapi aku tak akan pernah bosan meminta maaf padamu."
Miuri masih diam, ia tak ingin terbawa perasaan itu lagi. Ia marah, tapi ia juga sedih.
Wanita itu masih memasang gestur menjauh dari Hiyoshi. Menjaga jarak, dan memberika penghalang tak kasat mata yang begitu terasa.
"Menjelaskan semuanya juga sudah tak ada gunanya sekarang," tukas Hiyoshi lagi. "Kesalahan tetaplah menjadi kesalahan. Dan yang buruknya, aku tak dapat memperbaikinya. Aku adalah laki-laki paling buruk di dunia ini. Aku tak dapat melindungi cinta, dan buah hati kita."
