Dunia Abare terasa runtuh, setetes air mata mengalir begitu saja tanpa Abare sadari. Mulutnya bergetar, tak dapat berkata apa-apa, kaki Abare terasa lemas tak bertenaga.
Beberapa saat kemudian tangis Abare pecah. Ia memeluk tubuh yang sudah kaku dan dingin itu.
"Mochi bodoh! kau mau berbuat apa lagi hah?! sudah cukup Momo dan Shouki sialan itu yang memisahkan kita! jangan ada lagi perpisahan! kenapa?! KENAPA?! BANGUNLAH LEONY!!! AKU SUDAH DI SINI!"
Abare memeluk Leony, namun pelukan itu pastinya tak dibalas dengan pelukan juga oleh seseorang yang sudah tak dapat lagi bergerak. Tangis Abare tak mau berhenti, Abare tak kalah histeris dari Ying.
"Tolong biarkan kami membawa jenazah ke ruang jenazah sementara menunggu dikremasi," ucap seorang perawat pada Abare, tangannya memegang kedua bahu Abare berinisiatif menjauhkan Abare dari jasad Leony.
Abare menoleh dan menatap tajam kepada perawat itu. Seketika ia mencengkram kedua bahu perawat itu dengan marah dan tatapan nyalang.