"Apa yang Kamu bicarakan? Dasar orang aneh!" Kali ini kembali lagi keluar kata kasar yang dilayangkan oleh Gadis itu.
"Tidak bukan hal yang penting untuk dibahas, Bagaimana kalau kita duduk di salah satu bangku dekat Surau itu saja? Bukankah Kamu lapar? setelah dihukum oleh Kepala Sekolah?"
Aku mengalihkan emosi Evell. Evell terlihat menoleh kebelakang dan melihatku menunjuk salah satu bangku panjang berwana kecokelatan yang berderet berjajar dengan bangku yang lain, beberapa bangku disana terlihat sudah terisi.
Evell melihat beberapa anak sekolah dari sekolah yang lain sedang berkelompok sambil mengobrol membahas tugas sekolah, Lalu ada seorang lelaki tua yang duduk membaca koran sambil asik menenggak es teh manis.
Di bangku yang agak kejauhan, terlihat ada dua orang remaja laki laki yang bermain Gitar di sepanjang jalan dekat Surau itu.
"Siapa yang lapar? Aku tidak lapar kok! "Gumam Evell Ketika Aku mengajaknya ke salah satu bangku berwarna kecokelatan yang kebetulan tidak terisi di dekat danau tersebut.
"Baik, jika Kamu tetap disini, Aku lapar. Jika Kamu tetap tidak mau, Aku akan kesana makan sendirian, ah tidak dengan minum Es Doger juga. "Kataku.
"Hey! Apakah kamu tidak bisa menghargai seseorang sedikitpun yang sedang bersamamu ya! Apa kamu tega membiarkan Aku disini sendirian! tunggu! "Gadis itu geram seraya berteriak teriak dari kejauhan.
Ketika Gadis itu sudah duduk disampingnya, Gadis itu masih saja menggurutu. "Seenaknya saja Kamu! membiarkan Aku sendirian disana!" Kata Evell sambil menggebuk ke arah bahuku.
Aku memasukan sepotong kentang goreng ke dalam mulut Evell. "Ini salah satu kentang goreng terbaik disini, coba Kamu rasakan. "Kenapa lagi lagi Kamu tidak sopan ish! Aku kan bisa makan sendiri!" Seraya merampas semua kentang goreng yang kupegang.
"Memang tempat sesederhana ini bukan jelas seleramu, Aku tau itu. Tapi setidaknya Aku ingin menikmati masa masa hari ini yang terjadi tidak sengaja yang telah kubuat denganmu."
Tau apa Kamu tentangku! Sok tau!" Evell kemudian memandang sekeliling tempat itu, Gadis itu tidak melihat satupun bunga yang bermekaran disana.
"Apa yang kamu lihat? sedang mencari bunga bunga yang bermekaran? jelas disini tidak ada. Jika Kamu mau melihatnya bukan disekitar sini tempatnya. "Aku mencoba menebak. "Kenapa lelaki bodoh ini bisa menebak apa yang kupikirkan? "Gerutunya dalam hati.
"Apa yang kamu pesan? Aku sudah lapar!" Dua menit kemudian matanya terpana lebar kepada pelayan yang sedang berjalan mengantarkan pesanan kami berdua.
"Dua nasi goreng spesial ditambah dengan Es Teh Manis, silahkan menikmati." Ucap pelayan yang mengantarkan pesanan kami berdua.
Tangan Gadis itu kemudian mengambil garpu serta sendok di Krischef yang telah disediakan meja, dan memulai untuk makan lebih dulu.
"Astaga ini benar benar enak," katanya. "Bagai disambar oleh Petir Eudora, Aku loncat loncat kegirangan mendengar ucapan nya tadi. "Dasar manusia aneh!" lanjutnya.
Evell yang sibuk memakan nasi gorengnya sama sekali tidak menghiraukan Aku, sepertinya Gadis itu sudah tenggelam kedalam rasa Nasi Goreng yang sedang disantap nya.
"Kamu suka nasi goreng disini? "Ucapku. "Evellyn hanya mengangguk. "Ini pertama kalinya Aku makan berdua denganmu, Setelah penantian yang panjang menunggumu bilang Kata "Iya. "Evell kembali hanya mengangguk. "Aku tersenyum. "Melihatmu dengan jarak sedekat ini, Momen yang jarang sekali kudapatkan."
Evell menoleh ke arahku dan tertawa kecil, Lalu menaruh Garpu dan Sendoknya dan menjawab. "Dasar lebay. "Aku tidak menghiraukan Gadis itu, hanya kembali tersenyum dan menjawab, "Coba kamu ulangi kata kata tadi, akan kuabadikan rekaman suaramu didalam ponselku. "Memangnya ada yang lucu! " Gadis itu tetap marah marah meskipun sedang makan.
Gadis itu masih saja menggurutu saat sedang makan. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, Tempat ini berangsur mulai sepi ditinggal pengunjungnya. Hanya terdengar suara hembusan angin dan burung berkicau di kala sore itu. Aku memejamkan mata sejenak. Suasana nya benar benar dalam mimpi, tidak pernah terfikirkan olehku.
Menghabiskan waktu berdua saja pada Gadis yang selama ini sangat kusukai sejak lama, Aku benar benar tidak percaya. "Hey bodoh apa yang Kamu pikirkan! "Injakan kaki Evell berhasil membangunkanku dari lamunanku. "Iya ada apa?" Oh tidak, Aku hanya senang."
Tiba tiba Aku teringat kata Nandu, jika Kau didepan perempuan jangan keluarkan sifatmu yang aneh, cobalah untuk berusaha cool didepan nya dengan sifat yang kau miliki.
"Tau Aku melamun apa? "Sontak tanyaku kepada Evell. "Hah? mana Aku tau! dasar aneh! "Sahut Evell kesal dan menginjaknya sekali lagi.
Disaat yang bersamaan dengan injakan kakinya yang kedua tadi kepada kaki ku, tiba tiba Gadis itu terdiam setelah membuka ponsel yang baru saja dikeluarkan nya dari saku kanan baju seragam sekolah.
"Ada apa? Apa yang terjadi denganmu? Vell? "Tanyaku terlalu memaksa," Gadis itu hanya menggeleng dan berusaha mengusap air matanya yang mulai bercucuran mulai jatuh.
"Kamu bisa menceritakan masalahmu pada orang aneh yang ada disebelahmu saat ini, Mungkin Aku bisa membantumu." Lanjutku. "Tapi sebelum itu tetap disini ya Vell, Tunggu disini sebentar ya! "Aku menambahkan kata kata ku.
Aku bergegas berlari meninggalkan Gadis itu, untuk mengambil sapu tangan yang ada di tasku. Ketika kembali dengan sapu tangan kubawa. Aku membukukan diriku, sejajar dengan bahu Gadis itu.
Lalu mengulurkan tanganku, untuk memberikan sapu tangan yang baru saja kuambil kepada Gadis itu. "Mungkin sapu tangan ini bisa sedikit membantumu? "Evell menoleh ke arahku. "Terima Kasih, ini sudah cukup sangat membantu.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Tanyaku sekali lagi. "Papa dan Mama lagi lagi bertengkar. "Gumam Evell. "Apa ada sebab yang membuat mereka bertengkar? "Aku menoleh menatap mata yang berbinar yang dipancarkan oleh Gadis itu yang berangsur membasih pipi nya.
"Aku tidak tahu pasti, Tapi semenjak kejadian sore beberapa tahun yang lalu, Mereka selalu bertengkar hingga sekarang. Aku tidak tahu pasti apa sebabnya.
Karena tidak ingin membuat Evell tambah bersedih, Aku mengalihkan pembicaraan. "Vell kamu tau rasa sayangku seperti apa? Seperti Gunung Klimanjaro. "Mata Gadis itu melebar kaget. "Aku tidak perduli dengan rasa sayangmu itu, Lagi pula Aku tidak akan tertarik dengan orang sepertimu!
"Sepertinya ini berhasil sedikit menutupi kesedihanmu ya? hahaha. "Tertawaku melebar bangga kemudian melanjut. "Apa kamu yakin? "Aku melanjutkan dengan kepercayaan diriku kali ini.
"Sangat yakin, Aku tidak bisa membayangkan apa jadinya Aku jika berpacaran dengan orang aneh sepertimu," Gumam Evell. "Sebaiknya kamu berhenti mengejarku mulai detik ini. "Lanjut Gadis itu. "Oh" Donal hanya mengangguk angguk. "Terlalu cepat untuk menyerah, Ini hanya masalah waktu saja."
Kali ini Evell menoleh ke arahku dengan alis berkerut. "Simpan rasa percaya dirimu itu, Sekali lagi kubilang Aku tidak akan tertarik denganmu. "Baiklah, baiklah. Kamu tidak akan tertarik. "Jawabku cepat, Lalu berdiri. "Aku pun sama halnya, tidak akan menyerah untuk mendapatkan hatimu."
Evell kembali menatapku, sebelum tangan nya menunjuk ke arah langit. Hingga Evell membuka mulut dan mengatakan sesuatu. "Lihat langitnya semakin gelap, Lebih baik kamu antarkan Aku pulang sekarang. "Aku menyeret tatapan matanya lebih dalam lagi ke arah Evell dan berkata. "Apa Aku tidak salah dengar?"
Evellyn perlahan melangkahkan sedikit kakinya lebih maju ke arahku. "Jadilah pria yang bertanggung jawab, Kamu telah mengajaku bolos sekolah lalu kesini bukan? "Aku menampilkan senyumku yang paling cerah selama hidupku, Bagai bak disambar petir oleh Eudora. "Yes! yes! akhirnya pertama kali selama di hidupku, Aku bisa mengantarkanmu pulang.
****