Chereads / Scar: From The Moon / Chapter 9 - || CHAPTER 08 - LOST ||

Chapter 9 - || CHAPTER 08 - LOST ||

_Tidak hadirnya ragaku bukan berarti diriku lenyap dari dunia ini_

*************

Di satu malam sebelum tragedi_

Kriit~

Sebuah pintu agak usang mengeluarkan bunyi ketika dibuka oleh seseorang. Orang itu perlahan masuk menemui orang yang berkepentingan dalam misinya kali ini.

"Ada perlu apa Lo kesini?" tanya pemilik ruangan dengan nada tak bersahabat.

"Gue ada pertanyaan buat Lo!"

"Apaan! Gak usah banyak bacot,to the point,"

"Ya elah,cuek amat Lo! Ehmm,ngomong-ngomong Lo masih ada dendam dari masa lalu?"

"Ga usah Lo tanya lagi!" ucapnya sengit dengan gertakan pada gigi dan tangan yang mengepal erat.

"Gue punya info," wajahnya menampilkan kelicikan dari dalam dirinya.

"Penting?" tanya lagi orang itu dengan alis yang terangkat.

"Gue gak akan kesini kalo nggak penting," balasnya dengan seringai kecil.

"Info apaan?" rasa penasarannya langsung meningkat sesaat setelah mendengar itu.

"Gue tahu kelemahan baru musuh Lo,"

"Ck! Lo bisa gue percaya hah?!" wajah meremehkan tersaji di balik wajah tampannya,salah satu alisnya terangkat menampilkan wajah bertanya-tanya.

"Kalo kagak mau ya udah gue balik!" ucapnya sengit ingin beranjak pergi dari sana.

"Ck! Jadi kagak! Gue dengerin ini,"

"Ck! Gengsi amat!"

Akhirnya malam yang indah itu menjadi saksi kelicikan dan dendam keduanya. Malam itu menjadi penentu nasib seseorang.

***********

Di hari sebelum kejadian 🍁

"Bro!!" suara Iden menggema di markas The Wilders.

Orang yang dipanggil langsung menoleh cepat mengangkat salah satu alisnya bermaksud meminta penjelasan.

Iden yang tahu maksud dari sang leader langsung mendekat ke arahnya dan memposisikan tubuhnya di samping Deon dan mulai mendekatkan wajahnya untuk membisikan sesuatu.

Satu menit sudah Iden menyalurkan kalimatnya dalam bisikan lirih. Pelan-pelan Deon yang mencerna kalimat 'tangan kanan'nya,hingga tiba di puncak kalimat tangannya mulai mengepal erat. Emosinya kini memuncak,tak akan ada yang selamat jika 'singa' sudah memperlihatkan gigi runcingnya.

"Panggil anak-anak!! Gempur sekarang juga!! Gue gak mau tahu!" teriaknya memerintah ke seluruh anggota inti yang ada di ruangan itu.

"Siap gan!" teriak Jay juga bersemangat.

"Jay! Lo sama gue panggil anak sebelah! " ajak Alsan yang sudah bergegas memakai Hoodie dan juga masker hitam yang selalu mereka pakai tatkala menjalankan sebuah misi.

"Gas bro!" lagi dan lagi semangat Jay membuncah,dirinya sudah lama tidak mengayunkan kepalan tangannya ke wajah seseorang yang membuat dirinya bersemangat seperti ini.

Semua anggota inti yang ada di sana sudah berpencar mengirimkan sinyal kepada semua anggota untuk bersiap melancarkan serangan.

"Lo gak akan selamat kali ini!" ucapnya sengit bersamaan dengan seringai sengit yang sudah tertanam sejak lama.

Setelah kata itu terucap,dirinya langsung bergegas keluar markas dan menghampiri kuda besinya dan beralih untuk mulai melajukannya.

Brum

Brum

Brum

Sudah ada beberapa anggota yang sudah berkumpul di sana. Mereka telah siap karena sudah setiap hari mereka akan berlatih fisik.

"SERANG SMA CENTAURI!!!!!" suara tegas nan berat itu mengiringi langkah mereka diikuti seruan anggota lainnya.

"Lo akan aman," batinnya berbisik.

**********************

SMA Centauri - 14.00

Barisan remaja berbalut seragam putih abu ini telah memenuhi jalanan tempat di mana SMA Centauri bernaung. Wajah mereka dipenuhi oleh rasa sengit yang sudah ada sejak dahulu.

Mereka adalah The Snarl. Geng yang menaungi SMA Centauri. Geng ini dipimpin oleh Nicko Husein Smith. Umurnya sama dengan Deon karena mereka berada di tingkat kelas yang sama.

"Gue menantikan hari ini," gumamnya tersenyum ringan.

Tak lama terdengar deruman berbagai jenis motor yang bersahutan menghampiri mereka. Kini telah ada puluhan motor di sana yang sudah berbaris membentuk barisan dengan pusat seorang Deon Callum Brixton.

"Akhirnya Lo datang Juga!" seru Nicko tersenyum sengit.

Deon yang mendengar itu semakin mengeratkan genggaman tangannya menahan emosi yang meluap-luap. Melihat gelagat dari musuhnya membuat Deon tak bisa menahan emosinya lebih lama. Ia mulai turun dari kuda besi kesayangannya diikuti oleh seluruh anggota geng itu.

Dengan balutan Hoodie hitam yang sudah menjadi ciri khas geng The Wilders ini,membuat dirinya begitu tampan dengan wajah yang hanya menampakkan kedua matanya yang tajam. Seluruh anggota memang sudah diwajibkan memakai masker hitam saat menjalankan misi.

Deon perlahan mulai mendekat ke arah musuhnya. Matanya masih menatap tajam 'hama' yang ada di depannya. Hingga akhirnya Ia telah sampai ke hadapan musuhnya itu. Deon kemudian berhenti beberapa inci di hadapan leader The Snarl itu,lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana abunya.

"Di mana cewek gue?" bisik Deon ke telinga musuhnya.

Deon tak mendapat jawaban dari lawannya ini,yang ia terima hanyalah senyuman remeh yang di perlihatkan oleh wajah tampan itu.

"Gue tanya sekali lagi---

"Di mana cewek gue?!" tanya Deon sekali lagi dengan tekanan di tengah kalimat itu.

"Ck! Adu jotos dulu sama gue!" teriak Nicko bersamaan dengan layangan kepalan tangannya.

Grepp

Kepalan tangan itu berhasil Deon tahan dengan tangan kanannya.

Krekk

Suara tulang yang bertumpu akibat ulah Deon telah tercipta.

"Akh!" erang Nicko menahan sakit yang ada di jari-jari tangannya.

"Lemah! Gue tanya sekali lagi! Di mana cewek gue!!" teriak Deon yang sudah tak tahan dengan meluapnya emosi dalam dirinya.

"Gue gak tahu!" balas Nicko bersamaan dengan terlepasnya genggaman tangan kirinya.

Bugh!

Baru saja Deon melayangkan sebuah pukulan keras yang mengenai pipi musuhnya itu.

"BAJINGAN!" teriak Nicko sembari mengusap darah segar yang mulai mengalir di pipinya.

"SERANGG!!" teriak komandan The Snarl yang bernama Erick Charles Matthew. Matanya tajam begitu dengan wajahnya yang begitu tampan.

Mendengar teriakan itu langsung terciptalah sebuah pertempuran hebat dari dua geng ini.

Bugh

Bugh

"BAJINGAN!"

Bugh

Bruk

"ANJING LO!

Srek

Bruk

"BACOT!"

"SIALAN!"

Bugh

Bruk

Suara-suara itu menjadi hiasan pertempuran sengit dari kedua kubu. Keduanya saling melayangkan pukulan ingin mengalahkan lawannya. Keduanya sangat kuat, sehingga butuh waktu lama untuk mengakhiri semuanya.

"BANGSAT!" teriak Deon. Matanya sudah dipenuhi oleh amarah yang tidak dapat ia bendung.

Bugh

Bugh

Bugh

Tangan kekar itu tak hentinya bergerak,melayangkan pukulan menghajar Nicko Husein Smith.

Kini wajah Nicko sudah dipenuhi oleh darah segar yang keluar dari wajahnya. Dia tidak dapat membalas serangan itu. Deon memang sudah tak dapat dihentikan lagi.

"DI MANA CEWEK GUE BANGSAT!!!!"

Hah~

"BAJINGAN LO!"

Bugh

Hah~

"LIAT AJA KALO CEWEK GUE KENAPA-NAPA!"

"LO BAKALAN MATI DI TANGAN GUE!"

Bugh

Hah~

"BANGSAT!"

BUGH

Satu bogeman keras mengakhiri serangannya kepada lawannya ini. Nicko hanya bisa tertawa meremehkan dirinya sendiri.

"Bangsat! Gue terlalu lemah,haha" ucapnya miris.

"Cewek Lo bukan di sini," kata itu terucap oleh seorang Nicko yang berusaha bangkit dari tempat dia terkapar.

"Di mana bangsat!" kata yang terlontarkan oleh Nicko menjadi sebuah biusan kecil untuk seorang Deon Callum Brixton.

Tangannya meraih seragam yang sudah ternodai oleh darah pemiliknya.

"Dia uhuk!--

"Dia ada di sebuah uhuk!-- tempat shh!-- tertinggi di kota ini, uhuk! uhuk!" dengan susah payah ia jelaskan kepada Deon.

"Ck! Bajingan! Persetan Lo!"

Kini Deon telah bangkit,berniat meninggalkan Nicko.

"Bukan gue yang culik dia! Uhuk! Shh,bukan gue,"

Deon yang mendengar itu hanya pergi berlalu. Dirinya muak dengan semuanya. Dia tidak suka dipermainkan. Dia tidak tahu kemana 'gadis'nya pergi.

"Lo dimana," tanyanya dalam keputusasaan.

"SEMUANYA! CABUT DARI SINI!" teriaknya memerintahkan anggotanya untuk pergi dari situ.

***********************

Markas The Wilders - 18.00

"Kenapa bos?" tanya Jay mendekati Deon.

"Dia gak ada di sana," singkat Deon menjawab pertanyaan Jay.

"Dia pasti bakalan kita temuin,Lo tenang aja," ucap Alsan menenangkan Deon.

"Dia ada kasih tahu petunjuk atau apa gitu?" tanya Enzi memulai penyelidikan.

"Dia cuma bilang di tempat tertinggi di kota ini," jawab Deon.

"Hmm,elah di mana tempat kek gitu," seru Iden.

"Kita pikirin dulu baik-baik," ucap Alsan bijaksana.

Mereka semua pun mengambil tempat untuk pencarian yang disebutkan oleh Nicko. Mereka semua sibuk dengan ponsel masing-masing. Berbeda dengan Deon yang terlihat muram karena ia belum berhasil menemukan 'gadis'nya.

"Eh bro!" seru Enzi yang telah menghentikan pergerakan anggota inti lainnya.

"Apaan zi!" heboh Jay yang langsung berlari ke arah Enzi.

Semua anggota inti itu langsung mendekati Enzi tak terkecuali sang leader.

"Tempat ini bukan," Enzi menunjukkan sesuatu dari ponselnya mengenai informasi tempat yang ada di kota itu.

"Jadi ada ya,tempat tertinggi di sini? Baru tahu gue!" heboh Iden yang sudah menemukan jawaban dari pertanyaannya.

Deon yang mendengar itu langsung meraih ponsel Enzi dan mulai memeriksanya.

"Barbara Gun Company"

Shit!

"Kita ke sana sekarang!" perintah sang leader untuk anggotanya.

************