Chereads / Daftar Operasi TF Amethyst / Chapter 18 - 2.10 - Rencana Serbuan

Chapter 18 - 2.10 - Rencana Serbuan

Ruang CO, Lt. 4 Ged. Utama, Harley Quinn MOA

Dengan penuh keseriusan, para petinggi TF Amethyst memandang meja display di ruang kerja Jend. O' Neil.

Selain Jend. O'Neil dan Vex, hadir pula:

Brigjen. William Rayden, CO Ground Combat Group sekaligus pemegang posisi tertinggi ke-3,

Daniel Nate, CO Intelligence & Diplomacy Group sekaligus pemegang posisi tertinggi ke-4,

Kol. Patricia Cruz, CO Aviation Combat Group sekaligus pemegang posisi tertinggi ke-5,

dan

Kol. Emil Montana, CO Logistic & Support Group sekaligus pemegang posisi tertinggi ke-6. 

Sekitar satu jam yang lalu seorang Rider memasuki ruang udara Magwurt City lalu bergerak ke FOC South 860. Menurut petinggi Region Tuscan, Rider tersebut berasal dari Tarai Air Corps. 

Masalahnya, terlalu dini bagi Region Tarai untuk menyadari perubahan di Magwurt City, dan sementara kemungkinan adanya mata-mata atau  pengkhianat di Magwurt City sedang dibahas, Reaper yang dikirim untuk memeriksa perbatasan memperoleh hasil yang tidak diharapkan.

Di perbatasan utara, atau tepatnya di Benteng Cambia terjadi penumpukkan kekuatan yang menunjukkan tanda-tanda persiapan invasi. Tanpa kesulitan IDG mengidentifikasi adanya elemen Tarai Guard, Liqua Guard dan Darpha Guard.

Dan dilihat dari ribuan tenda militer yang tersebar di sekitar Benteng Cambia, diperkirakan setidaknya terdapat 80-90 ribu personel yang terlatih dengan baik.

Ironisnya, Benteng Cambia adalah salah satu lambang kejayaan Region Tuscan hingga satu dekade yang lalu, yang didesain untuk menampung personel dan perbekalan secara masif, serta penuh dengan mekanisme pertahanan yang membuatnya mudah dipertahankan tapi sulit diserang.

Mengenai alasan kenapa ketiga tetangga Region Tuscan di sisi utara tiba-tiba tertarik untuk melancarkan invasi, sedikit banyak para petinggi TF Amethyst bisa memperkirakannya.

Beberapa tahun yang lalu, Koalisi Utara yang terdiri dari Region Tarai, Region Liqua dan Region Dharpa, merebut 1/3 wilayah Region Tuscan karena mereka memiliki ide yang sama dengan TF Amethyst. 

Petinggi Koalisi Utara berniat memperbaiki lahan Nouel yang tidak bisa ditanami lagi. Namun usaha tersebut gagal. Jadi saat mereka mengetahui lahan di Region Tuscan ternyata dapat diperbaiki, mereka pun segera bertindak untuk memperoleh metode yang digunakan.

Mengenai kenapa petinggi Koalisi Utara memilih opsi militer, kemungkinan karena mereka khawatir Region Tuscan akan menolak berbagi metode yang mereka inginkan. Sementara jika mereka menunggu terlalu lama, maka Region Tuscan akan bangkit dan berusaha mendapatkan kembali wilayahnya.

Sambil terus mengamati aktifitas di Benteng Cambia, Vex bertanya.

"Apa respon kita?"

Dengan kasual Jend. O'Neil menjawab.

"Memastikan kelangsungan Operasi Neptune. Jadi kita akan mengamankan stabilitas Region Tuscan untuk selama mungkin."

Begitu Jend. O'Neil menentukan sikap TF Amethyst, Kol. Patricia segera memberi usul.

"Begitu elemen Koalisi Utara melewati perbatasan, kita bisa mengirim Viper untuk menggiring mereka pulang."

Vex seketika menggeleng sebelum berkata.

"Rencana tersebut akan membuat kita membuka terlalu banyak kartu tanpa memberi hasil yang memadai. Begitu Koalisi Utara tahu kita memiliki burung besi yang mematikan, mereka akan langsung mundur untuk menghindari kerusakkan yang lebih besar, lalu kembali menyerang saat mereka memiliki solusi yang mereka percaya dapat menetralkan burung besi yang sebelumnya menggagalkan serbuan mereka."

Kol. Patricia menoleh ke arah Jenderal O'Neil sebelum melanjutkan.

"Jika kita ingin mengakibatkan kerusakan yang lebih besar, kita bisa membiarkan elemen Koalisi Utara masuk sedikit lebih dalam lalu menyergap mereka dengan artileri, dan memburu apa yang tersisa menggunakan Viper, Kiowa dan Venom."

Jenderal O'Neil memejamkan mata untuk sesaat sebelum berkata

"Meski kita menyapu habis seluruh elemen Koalisi Utara yang masuk, kerusakkan yang mereka terima tidak akan berarti jika dibagi tiga."

Jend. O'Neil lalu mengetuk-ketukan jarinya ke meja display sebelum menjelaskan rencana yang ada di benaknya.

Elemen Koalisi Utara akan dibiarkan masuk hingga ke depan gerbang Magwurt City, dan begitu pengunduran kilat tidak mungkin dilakukan, sebuah serangan kilat akan dilancarkan untuk menimbulkan krisis di Benteng Cambia.

Mau tidak mau petinggi Koalisi Utara harus memperkuat Benteng Cambia, atau elemen yang terlanjur masuk terlalu jauh akan kehilangan dukungan logistik dan jalur mundur.

Begitu kontingen yang dikirim untuk memperkuat Benteng Cambia berada jauh dari area padat penduduk, mereka akan disapu bersih secara serentak bersama elemen yang sudah masuk ke Region Tuscan.

Dengan ekspresi penuh keseriusan, Jend. O'Neil menutup uraiannya.

"Kita akan membiarkan unit besar yang sangat bermusuhan masuk sangat dalam. Jadi satu gerakkan keliru akan membuat kita menghadapi perang berlarut. Satu hal yang tidak kita inginkan karena saat ini GCG harus fokus ke sisi selatan South East Triangle."

". . ."

"Jadi, jika ada Group yang memiliki keraguan dalam mengeksekusi tugasnya, sebaiknya katakan sekarang juga."

Keheningan segera menyelimuti seluruh ruangan, sebelum akhirnya detail operasi mulai dibahas, termasuk untung rugi dan resiko pada setiap metode atau taktik yang akan digunakan.

- - - - -

Ruang Rapat Utama, Benteng Cambia.

Pukul 1445, 23 Maret 2025

Begitu ia mendarat, Rider Orka langsung dibawa oleh pengawal pribadi Viscount Grakh menuju ke Ruang Rapat Utama, dimana di dalamnya tiga orang sudah menunggu.

Viscount Grakh, Panglima Tertinggi Tarai Guard

Baron Eslei, Panglima Tertinggi Liqua Guard

dan

Baron Mhors, Panglima Tertinggi Darpha Guard

Keringat dingin seketika membasahi kening Rider Orka, karena kini ia sepenuhnya yakin kalau latihan gabungan di perbatasan antara tiga Region bukanlah latihan biasa, tapi tirai untuk menutupi rencana serbuan ke Magwurt City.

Viscount Grakh menyesap teh di tangannya sebelum menoleh ke arah Rider Orka.

"Rider Orka, bagaimana hasil pengintaiannya?"

"Sir." 

Dengan sigap Rider Orka segers menyerahkan beberapa kristal perekam.

"Rider Orka, kau pasti tahu apa yang seharusnya dikatakan dan yang seharusnya tidak."

"Sir."

"Setelah Magwurt City diduduki, kau akan mendapat kenaikkan pangkat dua tingkat untuk bahaya yang kau ambil hari ini, sekaligus untuk kesediaanmu menjaga informasi vital."

"Sir."

Setelah Rider Orka memberi salut dan keluar ruangan, Viscount Grakh segera menoleh ke arah dua rekannya.

"Periksalah apakah intel yang sebelumnya  kuberikan nyata atau omong kosong."

Baron Eslei dan Baron Mhors saling tatap untuk sesaat sebelum memeriksa isi kristal perekam yang disodorkan oleh Viscount Grakh, dan seketika mata keduanya terbuka lebar.

Hasil pengintaian udara di Magwurt City:

- Gedung bertingkat yang memanjang dan berderet-deret.

- Jalanan lebar dan halus sementara diatasnya terdapat kereta besi dengan berbagai ukuran yang tidak dilengkapi kuda.

- Ladang hijau dimana tumbuhan yang mirip tebu tumbuh subur. 

. . .

. . .

Hasil pengintaian udara di batas luar Desolate Land:

- Sebuah kompleks yang terlalu kecil untuk disebut sebagai benteng, tapi terlalu besar untuk menampung 300 personel yang diperkirakan tinggal di dalamnya.

- Jalan halus seperti jalan yang ada di Magwurt City namun lebih lebar dan memanjang dari utara ke selatan sepanjang mata memandang, dan yang terutama jalan tersebut diapit ladang Nouel yang menjorok keluar hingga 3-6 km.

. . . 

. . .

"Sayang setiap kristal perekam hanya bisa menyimpan sembilan gambar."

"Tapi setidaknya kita sudah mengkonfirmasi intel yang disampaikan Viscount Grakh."

Viscount Grakh benar-benar puas saat ia melihat kekagetan di wajah kedua rekannya.

"Ladang Nouel kita sudah menunjukkan tanda-tanda kemunduran seperti yang dialami Region Tuscan. Karena itu membuang waktu bukanlah hal bijak."

". . ."

"Belum lagi jika Kingdom Makai mengetahui keberadaan Amethyst Merchant, mereka pasti akan menguras pengetahuan dan teknologi yang dimiliki pendatang tersebut tanpa ada niat untuk berbagi."

Saat Amethyst Merchant disebut, setitik kekhawatiran segera terbesit di wajah Baron Eslei.

"Kau yakin kita bisa mengalahkan Amethyst Merchant yang memiliki level teknologi begitu tinggi?"

Viscount Grakh menyeringai lebar sebelum berkata dengan penuh percaya diri.

"Sejauh ini personel Amethyst Merchant yang terlihat tidak lebih dari 800 orang, dan mayoritas adalah personel pendukung. Sejauh kita bergerak dengan cepat maka semuanya akan sangat terlambat saat unit utama mereka tiba."

Baron Eslei dan Baron Mhors segera mengangguk sebagai bentuk persetujuan terhadap penilaian Viscount Grakh.

Apalagi sebelumnya mata-mata Viscount Grakh sudah mengkonfirmasi, kalau personel Amethyst Merchant sangat terbuka, dan berkali-kali menekankan kalau Amethyst Merchant selalu mengutamakan jalan damai.

Sikap lemah Amethyst Merchant juga tercermin dari kebijakkan untuk tidak menyerang jika tidak diserang, dan hal tersebut terbukti melalui aksi Rider Orka yang tidak diserang meski memasuki ruang udara mereka tanpa ijin.

Tidak peduli seberapa tinggi level teknologi yang dimiliki Amethyst Merchant, jika mereka tidak menggunakannya dengan cara berpikir yang benar maka semuanya sia-sia saja.

Apalagi saat ini, dari 80-an ribu penduduk Region Tuscan, hanya 24 ribu saja yang merupakan anggota reguler Tuscan Guard. Sedangkan sisanya adalah wanita, anak-anak, atau lansia.

Dengan total kekuatan Koalisi Utara di Benteng Cambia yang mencapai 123 ribu personel, maka tembok Magwurt City akan runtuh dalam hitungan jam. Apalagi elemen Koalisi Utara akan didukung oleh tiga Skuadron Rider. Sementara Region Tuscan belum sempat membentuk ulang Tuscan Air Corps.

Dengan mantap Baron Mhors lalu berkata.

"Baiklah, dengan kekuatan gabungan tiga Region aku ragu kita akan gagal." 

Baron Eslei lalu menambahkan.

"Lagi pula semua personel yang akan dilibatkan sudah siap digerakkan sewaktu-waktu." 

Begitu proposal yang ia ajukan disetujui, Viscount Grakh segera mengangguk puas sebelum berkata.

"Selain itu, sebagai antisipasi kalau perhitungan kita meleset, sambil bergerak kita akan melempar umpan untuk melihat reaksi mereka."

*****