Setelah kami berpesta sealam kurang lebih seharian , aku merasa puas dengan perayaan ini sepertinya kedua istriku yang boros itu sudah lupa akan tujuan mereka untuk jalan jalan dan belanja sepuasnya di ibu kota , aku melihat ke jendela ternyata menjadi penguasa tidak mudah aku harus bertanggu jawab menjadi pemimpin yang bisa melindungi seluruh rakyatnya , jika Ayahanda wafat apa aku bisa menjadi sosok raja yang bijaksana.
Tiba tiba aku di hampiri oleh salah satu petinggi kerajaan katanya aku di suruh menghadap bersama orang kerpercayaanku , dengan cepat aku langsung ke ruangan raja sesampainya aku ke ruangan raja ternyata di sana ada bangku khusus untukku yang tebuat dari emas , kemudian Ayahanda menyuruhku untuk duduk di singgasana barunya, lalu ayahanda bertanya kepadaku.
"Arvilo bagaimana tentang desa yang kau buat , apa sudah terbangun seperti apa yang kau harapkan."
Aku menjawab dengan penuh rasa hormat kepada beliau.