"lo... mau gak jadi pacar gue?"
Kiara kaget setengah mati, kenal saja tidak. Bagaimana bisa dengan percaya meminta dirinya untuk menjadi pacar orang asing?
'gue tidak salah dengarkan?'
Kiara langsung pergi meninggal Murid pindahan itu tanpa menjawab permintaannya.
'pokoknya gue harus menjauh dari orang kayak dia, harus!' ujar Kiara kembali dalam hati, memperingati dirinya untuk tidak usah mengakrapkan diri dengan murid pindahan tersebut.
Murid pindahan itu hanya diam sambil senyum tipis.
"gak jawab sekarang juga gak apa-apa, pada akhirnya lo gak bakalan nolak" gumamnya
.
.
.
Ruang kelas masih gaduh di jam pelajaran pertama ini. Kegaduhan ini terjadi karena guru tak masuk-masuk. Berdasarkan percakapan yang Kiara dengar oleh teman-teman kelasnya, guru matematika yang mengajar di kelas XII IPA 2 Bu Nita agak telat karena tiba-tiba ada urusan mendesak. Sudah bisa di tebak itu pasti berurusan dengan anaknya, beliau di beri kesibukan baru dengan menjadi seorang ibu. Karena anak pertama, Bu Nita selalu khawatir jika mendapat telfon mengenai anaknya ia pasti langsung pulang. Begitulah yang didengar kiara, padahal semua murid tahu Bu Nita adalah guru yang disiplin waktu.
Tiba-tiba kelas yg riuh ini jadi hening, kiara yang sedari tadi melamun menatap keluar jendela kelas dengan menopang dagu memperbaiki posisinya. Mengira Bu Nita sudah tiba di kelas dan siap mengajar, namun nyatanya saat kiara melihat siapa yang masuk wajahnya cantiknya yg sedari tadi masam malah makin masam.
Murid pindahan yang tampan itu menggemparkan kaum hawa dikelas IPA 2 ini
"wah ganteng banget"
"apa dia model?"
"iya loh! badannya proporsional, atlet kali?"
"gila ganteng bangetttt! Akhirnya nambah cogan di kelas kita selain ketua kelas"
'mehh...' kiara mengejek dalam hati.
Memang murid pindahan itu tampan, hanya itu yang bisa dibanggakan dari murid pindahan itu. Selebihnya, ampas! Begitulah kesan yang diberikan murid pindahan itu pada Kiara.
"sst.. kalian diam dan tenang! bapak gak usah jelasin kalo dia murid pindahan. Nah sekarang silahkan perkenalkan diri" ujar Pak jaya, Guru Penjaskes sekaligus wali kelas XII IPA 2
"Em... nama gue Askar Assegaf" ujar si tampan itu "kalian bisa panggil Askar, yang lain juga boleh terserah kalian"
"udah itu aja?" salah satu siswi protes "pak boleh nanya yang lain gak?"
"kalian nanya nya personal aja, bapak mau ngajar di kelas lain. Bapak harap kalian cepat akrab dan bimbing Askar, jangan suka buat masalah! Ingat kalian itu sudah kelas 3"
"iya pak" serentak penghuni kelas menjawab
"kamu duduk di samping kiara, cuma itu bangku yang kosong. Jadi kamu yang sabar ya duduk bareng kiara"
"memangnya kenapa pak?" tanya askar
"Kiara itu anaknya baik cuman..." pak jaya menghela nafas "Ya kamu juga akan tahu sendiri. Pokoknya Sabar saja ya" lanjutnya menepuk bahu Askar
"bapak tinggal ya" ujar Pak Jaya pada askar dan seluruh murid kelasnya
"iya pak"
Kelas kembali riuh, beberapa murid perempuan langsung berkerumun ke arah Askar. Askar nampaknya sudah biasa dikerumuni oleh segerombolan perempuam, ia hanya tersenyum dengan paksa mencobah bersikap ramah.
"kenalin, gue Riska aprianti, dipanggil Riska"
"gue Yani"
"gue....
Kerumunan disekitar askar memperkenalkan dirinya masing-masing.
"lo pindahan dari SMA mana?" tanya salah satu kerumunan itu, Anti.
"SMA Bimasakti" jawab Askar
"wahh... sekolah itukan terkenal karena banyak atlet muda yang sekolah disana! lo atlet ya?" tanya salah satu dari kerumunan itu
"ya... bisa di bilang begitu" jawab Askar dengan sedikit enggan
"wah keren banget, btw lo udah punya pacar belom?" tanya Riska
"belom, udah ya cantik. Gue mau duduk dulu" ujar Askar dengan senyum meninggalkan kerumunan itu.
Riska senyum antusias, seolah ia memenangkan sesuatu.
.
Tentu saja kiara mendengar apa yang murid pindahan itu katakan. Muak rasanya, Kiara menyesalkan mengapa ia memilih duduk sendiri, mana kiara tahu akan ada murid pindahan disaat seperti ini apalagi harus askar yang duduk di sampingnya. Rasanya kiara ingin mengumpat pada askar, tapi ia memilih bersabar.
'sabar ra... Sabar... Lewati tahun terakhir ini tanpa masalah! Tanpa masalah!' batin kiara menenangkan dirinya sendiri.
Kiara memilih tak meluapkan emosinya terhadap murid pindahan yang namanya askar itu. Sudah capek-capek selama 2 thn ini kiara menghindari sumber masalah yang akan menariknya kembali ke lubang yang sama.
'cukup sekali' ucapnya dalam hati mengingat kembali kejadian yg membuatnya begitu terpuruk.
"haduh... gawat!" celetuk salah satu murid perempuan di depan bangku kiara, Lia namanya.
"kenapa lo?" tanya teman sebangku Lia dengan berbisik, Ririn.
"lo gak tahu? SMA Bimasakti memang sekolahnya para atlet muda, tapi bukan hanya itu rin. Sekolah itu juga terkenal karena murid cowoknya yang fckboy" lia menjawab ririn.
"iya sih, trus urusannya sama kita apa? cukup gak usah ladenin kan" ujar Ririn santai
"gue juga gak ada pikiran kalo dia bakal ngerayu kita, gue khawatir sama kiara" ungkap lia menunjuk askar kemudian kiara dengan jempolnya
Lia berbalik kearah kiara "woi boleh nanya gak?" tanya lia pada askar
Ririn menyikut lia "woi... lo ngapain?"
"nanya lah" jawab lia santai
Askar yang sedari tadi sibuk sendiri dengan handphonenya terusik kemudian menatap perempuan didepannya, yang bertanya padanya.
"boleh" jawab askar dengan tersenyum.
"lo pindahan dari SMA Bimasakti?" tanya lia ingin memastikan.
"iya" jawab askar singkat
"lo kenapa pindah?"
Senyum yang memerkah di wajah askar memudar. Tampak enggan untuk menjawab pertanyaan lia yang terakhir.
Tiba-tiba Bu Nita yang mengajar di jam pertama tiba, menyuruh semua murid bersedia untuk menerima pelajaran darinya. Askar tampak lega, ia beruntung guru masuk di waktu yang tepat saat ia tak mau menjawab alasan kepindahannya.
.
.
.
Penempatan pelajaran matematika dijam pertama di hari senin ini cukup menguras energi murid-murid penghuni kelas Ipa 2. Untungnya setelah pelajaran langsung disambut jam istirahat 1, kelas begitu cepat terasa sepi saat bel istirahat berkumandang. Jumlah murid di kelas kiara bisa dihitung jari, kiara menjadi satu diantara murid dikelasnya yang tak pergi kekantin. Kiara memilih demikian karena tak suka ikut berkerumun, ia lebih memiloh mengisi energinya yang terkuras dengan tidur diatas meja.
Inginnya kiara bisa terlelap meski hanya 5 menit, tapi manusia disampingnya itu membuatnya sulit untuk memejamkan mata. Bagaimana tidak? meski suranya kecil, kiara bisa tahu bahwa di waktu istirahat ini askar memilih menonton video drngan konten dewasa. Kiara kesal, ingin sekali rasanya ia menegur perbuatan askar karena kiara merasa terganggu tapi merasa enggan karena sudah membulatkan tekat tak ingin berinteraksi dengan askar yang dirasanya akan memberinya masalah.
"askar?" panggil seorang murid yang suaranya dikenali oleh kiara. Murid itu riska, salah satu murid populer. Apalagi di kalangan murid laki-laki, Riska populer karena ia adalah captain cheers, selain itu ia juga populer karena postingan-postingan di enstagram yang terbilang cukup berani, berani mempertontonkan bentuk badannya yang proporsional dan berisi.
Askar yang dipanggil berbalik tanpa mempause video tontonannya "ya?"
Riska bisa melihat jelas apa yang ditonton askar, ia tersenyum menggoda.
"bisa ikut gue gak?" riska meraih tangan askar, askar tak menolak. Mereka berdua pergi keluar kelas entah kemana.
Kiara yang tak sengaja menguping bersyukur lega, karena kiara tak harus menegur askar.
"kayaknya mereka bakal buat masalah" ujar kiara bangkit dari posisinya yang menempel di atas meja.
To Be Continued