"kayaknya mereka bakal buat masalah" ujar kiara bangkit dari posisinya yang menempel di atas meja.
.
Kekhawatiran Kiara benar-benar terjadi, beberapa hari selang kiara berujar demikian. Askar dan Riska pacaran, tak ada masalah dengan itu tapi yang jadi masalah adalah Kiara yang selalu mendapati Askar melakukan perbuatan yang menimbulkan gosip miring mengenai dirinya sendiri.
Pernah saat kiara ingin mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga di kamar mandi, ia mendapati askar keluar dari bilik kamar mandi yang di khususkan oleh perempuan. Dibilik yang sama sebelum askar keluar, keluar seorang murid perempuan yang tak kiara kenal. Kiara biasa saja karena memang ini kamar mandi khusus untuk perempuan tapi tak lama selang siswa perempuan itu keluar, menyusul askar yang keluar dari bilik yang sama dengan pakaian dan rambutnya yang berantakan, mata mereka bertemu. Kiara memilih mengabaikan askar dan menganggap tak melihatnya, kiara tidak bisa berfikir positif saat mendapati penampilan askar dan perempuan yang keluar dari bilik yang sama, kiara hanya bisa menduga bahwa askar dan perempuan tadi pasti telah melakukan sesuatu yang 'iya-iya' bukan dengan pacarnya, risma.
Pernah juga kiara mendapati askar dan riska yang sedang ciuman di dalam kelas, dipagi hari saat kelas masih kosong-kosongnya.
'oh c'mon mereka ke sekolah pagi-pagi demi untuk berbuat mesum?' Gumam Kiara dalam hati, ingin sekali kiara menegur riska tapi juga merasa enggan. Riska saat itu memohon agar merahasiakan itu, askar tampak santai tak seperti riska. Melihat riska yang memohon seperti ini membuatnya merasa tak enak hati menolak dan kiara pun juga setuju untuk merahasiakan apa yang dilihatnya. Meski tahu ciuman di lingkungan sekolah tak bisa dibenarkan tapi kiara juga tak ingin ikut terseret masalah jika sampai pihak sekolah tahu. Kiara juga tak mau di labeli dengan julukan 'Tukang Adu'
Dan yang terakhir yang tak bisa kiara toleransi lagi dan membuat emosi kiara memuncak adalah sekarang. Kiara di permalukan secara tak sengaja, dirinya di tabrak oleh Askar yang berlari-lari di koridor. Kiara jatuh dan askar menindihnya. Tapi bukan itu yang membuat emosi kiara memuncak dan malu, melainkan tangan kiri askar yang mendarat diatas dada sebelah kanannya dan disaksikan oleh murid lain. Kiara menatap kesal Askar, memberi tatapan tajam mengisyaratkan untuk menyingkirkan tangan laknat askar dari tubuhnya. Askar yang baru sadar bahwa tangan kirinya mendarat di tempat yang tak seharusnya itu, mengangkat tangannya
"sorry sorry!" pinta askar panik, bangkit dari jatuhnya lalu mengulurkan tangan untuk membantu kiara.
Kiara hanya menghela nafas, ia melihat uluran tangan askar sekilas lalu memilih bangkit sendiri menolak uluran tangan askar dan berkata dengan menyindir
"menjijikkan"
Sepertinya askar mendengar sindiran yang jelas ditujukan kepadanya, askar tersenyum mengejek. Sedangkan kiara memilih pergi agar tak jadi pusat tontonan orang-orang tapi askar tiba-tiba bangkit dan berkata kepada kiata
"lo nyindir gue?"
kiara berbalik menatap askar dengan datar lalu meninggalkannya.
Harusnya Kiara tak melakukan itu, tindakannya saat itu malah menjadi boomerang bagi Kiara. Kiara yang tak ingin terlibat dengan Askar malah jadi seperti ini, Askar mendekati Kiara terang-terangan.
Seperti saat ini, lagi-lagi Askar mengekor kiara sampai ke perpustakaan. Kaira kesal setengah mati, yang diinginkannya hanyalah tak terlibat dengan masalah tapi jika askar sang sumber masalah itu mendekati dirinya ia tak bisa lagi sabar. Kiara menggengam tangan askar dan menariknya ke sudut ruangan yang sepi
"heh?! gue ada salah ama lo?" tanya kiara kesal pada askar
"gak ada" jawab askar enteng
"trus kenapa lo ngekorin gue?"
"gue cuma ngawasin lo dari dekat"
"untuk apa lo ngawasin gue?"
"lo kan tahu aib gue. kan lo yang selalu mergokin gue"
Kiara memegang kepalanya merasa pusing karena Askar, wajar bagi Askar mencurigainya jika tersebar kabar buruk tentang dirinya sendiri. Tapi kiara juga menyesalkan mengapa dirinya yang selalu mendapati aib askar.
"gue emang selalu mergokin lo, tapi gue gak pernah cerita ke orang lain tentang apa yg gue liat" kiara membela diri "kekhawatiran lo itu gak bakal terjadi dan gue bisa jamin itu, jadi tolong lo gak usah ngawasin gue lagi, gue risih" kiara to the point, lalu meninggalkan askar di pojokan itu.
Askar dengan cepat mencegat kepergian kiara dengan meraih tangan kiri kiara, lalu menariknya kemudian menyandarkan punggung kiara ke tembok di sudut ruangan ini. Kiara tentu saja memberontak tapi tenaga Askar terlampau kuat untuk ditangani oleh kiara. Askar mendekatkan wajahnya ke kiara lalu berbisik pelan.
"apa yang bisa lo jaminan ke gue?"
Kiara tertawa remeh "tentu saja gue, gue gak bakal nyebarin aib lo ke satu sekolah!"
"gue gak bisa percaya hanya dengan omongan doang, jaminan yang gue maksud itu harus ada bentuknya"
Kiara menyergit seolah tahu ada udang dibalik bakwan setelah mendengar ucapan askar
"apa maksud lo?" tanya kiara
"karena lo gak bisa kasih jaminan dalam bentuk seperti yang gue minta, gue mau lo jadi pacar gue"
"apa????" teriak kiara memecah keheningan di perpustakaan ini
"ssttt" terdengar suara desutan dari murid yang ada di dalam perpus, meminta pemilik sang pemecah kehingan untuk diam.
"lo gila ya!?" ucap kiara tak percaya dengan suaranya yang pelan
"gue gak gila, gue cuma minta jaminan. Kan lo sendiri yang bilang, kalo lo adalah jaminannya"
Kiara menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya "itu gak berarti kalo gue nyerahin diri gue ke lo"
"trus lo bisa kasih jaminan apa ke gue, selain yang gue minta?" jawab askar santai
"ughh" kiara kesal mendengar jawaban askar, ia juga tak mungkin memberitahukan aibnya sendiri pada askar untuk di jadikan jaminan. Kiara belum segila itu untuk melakukannya, ia tambah kesal. Mengapa harus dirinya yang melihat aib Askar? Apakah sesulit itu bagi Kiara untuk menjalani kehidupan sekolahnya tanpa terlibat masalah?
"jadi gimana? lo punya cara lain?" Askar mendesak kiara
"emang gak bisa lo percaya aja sama gue?"
"emang lo siapa gue? sampai gue bisa percaya sama lo? lo aja gak nganggep gue ada dikelas, jadi bukan hal yang sulit buat lo untuk nyebarin aib gue karena kita gak ada hubungan apa-apa."
Keterlaluan. Kiara benci untuk mengakui apa yang Askar katakan. Tapi kiara juga tidak mau dengan gampangnya menerima saja keadaan ini. Apalagi Askar pacaran dengan Riska, apa yang akan dikatakan orang-orang jika dirinya juga jadi pacar Askar?
'eh tunggu... riska kan pacaran sama askar, gue bisa tolak dengan alasan itu!'
"gue gak mau, lo kan sekarang pacaran sama riska" ungkap kiara berharap agar askar berhenti meminta jaminan untuk dirinya menjadi pacar Askar.
"gue gak pernah pacaran sama riska" jawaban askar membuat kiara tercengang. 'lalu ciuman yang gue liat saat itu apa? lo ciuman tanpa pacaran sama riska? wah.. benar-benar brengsek!' kiara mengutuk Askar dalam hatinya.
"mulai hari ini lo pacar gue" Ucap Askar semena-mena "lo gak akan bisa lepas dari pengawan gue" bisik askar di telinga kiri Kiara, kemudian meninggalkan kiara disana yang tak menerima bahwa hanya karena Kiara selalu mendapati aib askar membuat dirinya terjebak dengan sumber masalah itu sendiri, yaitu Askar Assegaf.
To Be Continued