Setelah kunjungan pertama Calista bersama Bramantara ke kantornya, Ansley tidak dapat menyembunyikan senyum yang terus saja menggantung di bibir hingga tidak menyadari kehadiran Barley, rekanan sesama CEO.
Lelaki itu tampak menyandarkan tubuhnya di pintu dengan mengangkat sedikit sudut bibirnya. "Sepertinya kau sangat bahagia dengan kunjungan Nona Earl." Godanya. Ansley tersentak dengan kedatangannya yang secara tiba - tiba. Sejak kapan kau berdiri di situ, hah?"
"Cukup lama sampai aku bosan melihat senyuman mu yang menyebalkan itu." Tak ayal sikap jahilnya itupun di hadiahi bentakan. "DIAM KAU!"
Tanpa menghiraukan bentakan dan juga tatapan nyalang, Barley justru mendudukkan bokongnya di sofa. "Sepertinya Nona Earl harus sering - sering berkunjung kemari."
Ansley menggeram kesal. "Kau ... "
Masih di selimuti rasa kesal ponselnya berdering menampilkan nama Justin, kakak kandung Ansley. "Ada apa menghubungi ku?" Tanyanya tak bersahabat.