Dilarut malam ketika semua orang sedang terlelap bergelung ke alam mimpi justru Calista terbangun dengan keringat dingin yang mengucur deras membasahi tubuhnya hingga bajunya basah.
Nafasnya memburu dengan sorot mata penuh ketakutan mendalam. Tubuhnya masih saja menggigil meskipun dalam dekapan erat lengan kekar. "Sayang, coba hirup nafas dalam - dalam lalu keluarkan lagi."
"Gimana?" Tanyanya lembut sembari mengintip wajah cantik yang semakin menenggelamkan kepalanya ke dalam dada bidang.
Jemarinya terulur mengusap punggung ramping dengan gerakan naik turun. "Tidurlah lagi sayang. Ada aku disini menemani mu. Ayo!" Membimbing Calista berbaring namun sepertinya Calista enggan beranjak dari pelukan. Justru yang terasa pelukannya semakin erat.