"Jika memang benih Leo tumbuh di dalam rahimku. Bagaimana dengan Darren? Siapa yang harus aku pilih? Darren apa Ayah dari janin ini?"
BAB 149|
***
Entah sudah berapa lama tenggelam dalam lamunan hingga ponselnya berdering menampilkan nama Darren.
"Hallo, sayang. Bagaimana sarapan buatan ku? Apa sudah kau cicipi? Bagaimana rasanya? Enak tidak?"
"Sayang, tanya tuh satu - satu. Kalau langsung di berondong gini gimana aku menjawabnya."
"Oh, sayang. Maafkan aku. Ya, seperti inilah calon suami-mu. Kau tentu sudah paham kan."
Seketika senyum geli mengukir di bibir ranum. Senyuman yang sudah bagai candu bagi Darren. Apapun bentuk senyumannya asalkan itu terukir di bibir ranum pasti akan langsung membuat Darren bertekuk lutut. Rasanya dia akan terus ketagihan dan akan menggila bila sehari saja tidak melihatnya.
"Oh, iya sayang. Kau kan belum menjawab pertanyaan ku. Katakan gimana rasanya?"
"Enak." Jawab Calista singkat.
"Apa kau sudah menghabiskannya?"