"Minta maaf buat apa? Kak Zea nggak ada salah," kata Ana.
"Gue banyak salah sama lo."
"Enggak, Kak. Jangan bilang gitu. Kak Zea adalah keluarga terbaik Ana. Pokoknya jangan bilang gitu lagi, Ana nggak suka."
Zea tersenyum sebagai jawaban untuk Ana. Di saat penyakitnya kumat, dia memang malas bicara dengan siapa pun kecuali orang yang lebih tua darinya. Mau bagaimana pun keadaannya jika sedang bersama orang yang lebih tua harus bisa menghormati karena adab itu yang paling utama.
Terjadi suasana hening di dalam ruangan. Mereka semua terdiam dan mencerna setiap perkataan Zea dan Ana. Hidup mereka memang cukup rumit, banyak tantangan, dan cukup sulit untuk dimengerti.
Pada situasi dan kondisi seperti inilah lah yang membuat Pak Rizqi merasa jenuh. Dia tidak menyukai hal-hal yang selalu membuat suasana tegang maupun panik. Oleh karena itu, dia mencoba untuk buka suara agar suasana bisa mencair seperti sebelumnya.
"Kenapa kalian bisa hampir saja kecelakaan?" Tanya Pak Rizqi.
Deg!
